Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Capres Alternatif, Mahfud dan Dahlan

Kompas.com - 29/11/2012, 01:26 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei terakhir Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan punya kans besar menjadi calon presiden alternatif dalam Pilpres 2014.

Kedua tokoh tersebut bersaing dengan ketat dalam survei yang dilakukan LSI pada Januari-Mei 2012. Survei itu melibatkan 233 responden dengan pendidikan terakhir doktor.

"Dari skala 1 sampai 100, 79 responden mendukung Mahfud MD. Dahlan Iskan didukung 76 responden," kata Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi dalam pemaparan hasil survei "Menuju Pilpres 2014 yang Lebih Berkualitas" di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Rabu (28/11/2012).

Menurut Ambardi, Sri Mulyani dan Hidayat Nur Wahid turut masuk bursa capres alternatif dalam survei LSI. Kedua tokoh itu memiliki dukungan yang sama kuat. Sebanyak 71 responden mendukung mereka.

Sementara itu, di belakang kedua tokoh itu, muncul nama Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menkopolhukam Djoko Suyanto. Mereka bersaing ketat dengan skor berbeda tipis. Agus mendapatkan 68 dan Djoko memperoleh 67 poin.

Di belakang tokoh-tokoh itu, ada Gita Wiryawan, Chairul Tanjung, dan Endriartono Sutarto, Surya Paloh, Kasad Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Sukarwo, Puan Maharani, dan Ani Yudhoyono.

"Mayoritas pemilih nasional memang belum mengenalnya, tetapi kualitas personal mereka memadai," tandanya.

Sementara itu, menanggapi temuan survei tersebut, Mahfud berpendapat, dia belum berani mencalonkan diri menjadi presiden. Saat ini, dia belum menyanggupi menjadi capres dalam Pilpres 2014.

"Orang kalau mau maju capres modalnya adalah partai dan uang. Kalau partai dan uang bisa dinego, tetapi yang tidak bisa dinego adalah idealisme," tandas Mahfud.

Ia menyatakan, hasil survei adalah wujud demokrasi. Sebab, dari survei diketahui banyak tokoh yang dapat dicalonkan menjadi presiden. Menurut Mahfud, inilah bentuk demokrasi yang diinginkan.

"Semua orang harus punya kesempatan terbuka dan luas untuk mencalonkan diri dan dipilih. Itu agar demokrasi tetap berjalan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Nasional
    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    Nasional
    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Nasional
    Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

    Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

    Nasional
    Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

    Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

    Nasional
    Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

    Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

    Nasional
    Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

    Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

    Nasional
    Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

    Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com