Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Penyidik KPK "Curhat" di DPR, Ini Tanggapan Kapolri

Kompas.com - 23/11/2012, 12:28 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARA, KOMPAS.com — Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat tertutup dengan mantan para penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi yang telah kembali ke kepolisian. Berbagai pihak mencurigai pertemuan itu.

Bagaimana tanggapan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo? Kapolri mengaku tidak mengetahui rapat itu. Kapolri baru tahu dari pemberitaan di media. Menurut dia, kemungkinan rapat itu hanya dalam rangka pengawasan DPR.

"Kan ada undangan dari DPR. Saya kira semua sesuai prosedur. Terima kasih ya, Dek," kata Kapolri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (23/11/2012).

Sebelumnya, Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho menduga ada upaya persekongkolan untuk melemahkan KPK. Terlebih lagi, lanjut Emerson, saat ini KPK tengah menggarap beberapa kasus korupsi dengan nilai kerugian negara triliunan, seperti Hambalang, Century, hingga pengadaan simulator di Korps Lalu Lintas.

"Kami khawatirkan adanya persekongkolan untuk melemahkan KPK karena dua lembaga (DPR dan polisi) ini menjadi target KPK," kata Emerson.

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman maupun Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika menyebut rapat itu hanya bertujuan mencari formulasi untuk memperkuat KPK dan Polri dalam pemberantasan maupun pencegahan korupsi.

Menurut Pasek, rapat digelar tertutup agar para mantan penyidik KPK itu lebih terbuka. "Kadang kalau ada kamera banyak ada rasa sungkan atau overacting. Ini kan harus kita jaga. Yang penting nanti adalah hasil," kata Pasek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com