Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Predikat Lumbung Beras

Kompas.com - 23/11/2012, 02:34 WIB

Indonesia pernah dikenal sebagai negara yang mampu merawat rakyatnya dengan baik lewat swasembada pangan. Bahan pangan pokok, beras, berlimpah dan oleh karena itu negara ini mendapat berbagai penghargaan. Masa itu belumlah lama, sekitar dua dekade lalu ketika sektor pertanian mendapatkan posisi yang begitu penting dalam pembangunan.

Kini, kondisinya berbeda. Indonesia kini lebih dikenal sebagai negara pengimpor pangan, termasuk beras. Situasi ini disebabkan banyak hal, mulai dari menyusutnya lahan pertanian, turunnya produktivitas, iklim yang tidak menentu, sampai serangan hama.

Meski demikian, di tengah problematika yang datang silih berganti, berbagai sentra penghasil beras tetap berupaya menjaga reputasinya sebagai lumbung beras nasional.

Kabupaten Madiun adalah contoh wilayah yang gigih mempertahankan reputasinya sebagai lumbung pangan. Ini terjadi karena komitmen kuat masyarakat petaninya dan dukungan penuh pemerintah daerah.

Sumarno (45) misalnya. Petani ini menghasilkan tak kurang dari 4 ton gabah kering panen (GKP) dari sawahnya yang berukuran tak lebih dari 0,5 hektar. Hasil panen ini tak bisa dipandang remeh untuk tanaman musim kemarau (MK) II.

Sumarno merupakan representasi sebagian petani di Kabupaten Madiun yang punya 750 kelompok tani dengan anggota 10-20 orang. Sebagian dari mereka berhasil menanam padi pada MK II. Dari 30.000 hektar lahan baku sawah, pada musim ini ada 13.000 hektar yang bisa ditanami padi. Sisanya palawija.

Dibanding tanam MK I lalu dan tanam musim hujan, tanam terakhir sangat minim. Namun, walaupun luas tanaman padi MK II jauh berkurang, akumulasi produksi gabah di Kabupaten Madiun tahun ini tinggi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Madiun mencatat produksi gabah tahun 2012 mencapai 498.675 ton, naik dibanding produksi tahun lalu yang sebesar 491.543 ton. Kenaikan produksi salah satunya disebabkan naiknya produktivitas lahan pertanian.

Dampak kenaikan produksi itu, surplus pangan di Kabupaten Madiun meningkat. Pada tahun ini surplus tercatat 211.000 ton setara beras, naik 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Madiun Suharno mengatakan, hasil panen riil petani memang naik. Sawah produktif, seperti di Kecamatan Madiun, Balerejo, dan Wonoasri, mampu menghasilkan 8 ton gabah per hektar dari sebelumnya 6 ton hingga 7 ton.

Faktor pendorong kenaikan produksi, antara lain, meningkatnya pengetahuan petani, gencarnya penyuluhan, ditambah pendampingan dari penyuluh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com