Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertahankan Pejabat Eks Terpidana Korupsi, Rakyat Bisa Melawan

Kompas.com - 09/11/2012, 23:39 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengangkatan bekas terpidana korupsi sebagai pejabat publik, bisa memicu penolakan dan perlawanan dari masyarakat, sehingga program pemerintah terancam tak berjalan baik. Untuk itu, para pejabat yang pernah melakukan korupsi itu harus segera diberhentikan dari jabatannya.

"Jika pemerintah daerah tetap mempertahankan mereka, kemungkinan besar akan muncul penolakan dari masyarakat. Akibatnya, roda pemerintahan pasti akan terganggu dan program-program pemerintah tidak bisa dilaksanakan dengan baik," kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Saleh P Daulay, di Jakarta, Jumat (9/11/2012).

Sejumlah bekas terpidana korupsi bergeming sebagai pejabat di pemerintah daerah, seperti di Kabupaten Karimun, Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga Daria, Kabupaten Majene, Provinsi Maluku Utara, dan Kabupaten Buru. Padahal, pengangkatan itu terus diprotes karena dinilai mengkhianati gerakan pemberantasan korupsi.

Menurut Saleh P Daulay, pengangkatan bekas terpidana korupsi sebagai pejabat telah melukai perasaan rakyat. Mereka semestinya diberi sanksi dengan tidak diberi kesempatan lagi untuk memperoleh jabatan di pemerintahan. Pemerintah tampak tidak serius melaksanakan agenda pemberantasan korupsi.

Kalau betul-betul serius, tentu orang bermasalah seperti itu tidak akan diberi kesempatan lagi untuk menjabat.

"Pemerintah sepertinya tidak memiliki kader-kader lain yang bersih untuk dipromosikan menduduki jabatan di pemerintah daerah. Pemerintah gagal membina para pegawai di lingkungan instansi pemerintah," katanya.

Pemerintah pusat juga berhak meminta penjelasan dan memberikan teguran keras kepada setiap kepala daerah yang mempromosikan bekas terpidana korupsi.

"Agar kebijakan seperti ini tak terulang, larangan perlu dimasukkan dalam undang-undang tetang tata aparatur pemerintahan. Dengan begitu, ada aturan jelas tentang bagaimana kode etik pengangkatan pejabat di pusat dan daerah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com