Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris: RI Pasar yang Sangat Potensial

Kompas.com - 08/11/2012, 16:32 WIB
Erlangga Dj

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Inggris menilai Indonesia sebagai salah satu pasar yang sangat potensial. Negara kerajaan ini berupaya untuk pulih dari dampak krisis, dengan terus memperluas pasar bagi produk maupun investasi perusahaan mereka.

Demikian disampaikan CEO UKTI (United Kingdom Trade and  Investment) Nick Baird menanggapi pertanyaan Kompas.com saat menerima wartawan dari negara-negara ASEAN di London, Selasa (6/11/2012) waktu setempat.

Baird menjelaskan, saat ini Inggris masih berusaha mengatasi dampak krisis  ekonomi 2008-2009 sebagaimana negara lainnya. "Pemerintah menyadari harus melakukan  awal yang baru. Melakukan restrukturisasi fundamental perekonomian," cetusnya.

Salah satu upaya restrukturisasi fundamental perekonomian Inggris, menurut Baird, adalah keinginan untuk mengembalikan kejayaan mereka sebagai "Bangsa Pedagang". Dalam 40  terakhir ini, negara yang asal sepakbola ini mengalami defisit. "Kami perlu lebih seimbang lagi dalam  ekonomi, Kami perlu ekspor dan foregn direct invesment," tegasnya.

Mantan Duta Besar untuk Turki ini mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ini, Inggris memang termasuk sukses  melakukan perdagangan  di lingkungan zona  euro dan Amerika Serikat. Namun kedua wilayah tersebut sampai saat ini masih lemah karena diterpa krisis. "Kami perlu pasar yang lebih besar  seperti Asia, Amerika Latin dan Afrika," tambahnya.

Ia memandang, ASEAN sangat penting bagi Inggris. Selain karena secara pasar sangat besar, juga dalam hubungan sejarah yang baik.  "Intinya, UK ingin melakukan ekspansi kapasitas ekspornya secara besar-besarnya, dengan fokus utamanya ke negara berkembang, di antaranya wilayah ASEAN," ucapnya.

Baird beralasan, ASEAN sangat terbuka bagi investor asing. Selain itu juga terdapat berbagai kemudahan untuk melakukan invetasi. "Sangat mudah untuk berbisnis disini, low tax, high skill, dan well regulated enviroment," kata dia.

Selain itu, dia menilai, dalam konteks risiko finasial, berdagang dengan wilayah ASEAN lebih aman dibanding negara atau wilayah lain. "Sangat sedikit dibanding China, Afrika, India atau negara lainnya bagi perusahaan kami. Dan sangat banyak peluang," tegasnya.

Hanya dia mengakui, banyak perusahaan Inggris masih belum mengenal lebih banyak negara-negara ASEAN. Mereka lebih banyak tahu mengenai Singapura, Thailand dan Malaysia.  "Tapi ketertarikan perusaahan Inggris semakin meningkat terhadap besarnya peluang pasar di Indonesia, Vietnam," jelasnya.

Terkait Indonesia, kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu juga salah satunya adalah peningkatan hubungan investasi kedua belah pihak. "Indonesia negara yang paling populer di kawasan (ASEAN), dan potensi yang besar. Kami sangat terlibat terutama dibidang energi melalui melalui BP dan Shell," Ucapnya.

Untuk informasi saja, saat kunjungan Presiden Yudhoyono, BP mengumumkan kesepakatan baru senilai 10 miliar pound untuk melakuak eksplorasi di Indonesia.

Baird menambahkan, selain energi, pihaknya juga mengincar berbagai peluang di sektor lainnya.

"Selain sektor energi, Inggris juga tertarik untuk terlibat di sektor infrastruktur, juga ritel. Banyak perusahaan supply chain Inggris yang juga tertarik untuk bergabung dengan perusahaan-perusahaan besar Inggris yang sudah ada di Indonesia," demikian Nick Baird.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com