Kalianda, Kompas -
Asisten Camat Way Panji, Munggiling Basyaruddin, dihubungi pada Senin mengatakan, ribuan warga dari berbagai daerah di Lampung datang berbondong-bondong ke Kampung Balinuraga, Way Panji, sejak Senin pagi. Mereka melengkapi diri dengan senjata tajam. Aksi tersebut sebagai balas dendam atas tewasnya warga Kalianda pada konflik sehari sebelumnya.
Begitu tiba di Balinuraga, massa langsung menyerang warga setempat. Bentrokan pun tak terhindarkan. ”Korban belum diidentifikasi karena hingga malam hari polisi dan pihak terkait masih melakukan penyisiran. Senin ini ada enam korban tewas. Salah satunya perempuan. Mereka warga Way Panji,” kata Munggiling.
Aparat kepolisian dan TNI yang berjaga di Way Panji sejak Minggu tidak mampu berbuat banyak untuk membendung serangan massa dan mencegah bentrokan. Padahal, polisi sudah memblokir jalan masuk ke Balinuraga. ”Mereka masuk melalui sawah-sawah dan jalan kecil yang tidak dijaga polisi,” ujar Dedi S, warga Lampung Selatan yang berada di lokasi bentrokan.
Hingga Senin malam, situasi di Balinuraga masih mencekam. Lampu-lampu listrik di rumah penduduk dan jalan raya padam. Aparat bersiaga penuh dan melakukan penyisiran. Sebagian warga setempat dievakuasi dan diungsikan ke Sekolah Polisi Negara Kemiling, Kota Bandar Lampung.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih mengatakan, jumlah aparat kepolisian dan TNI yang berjaga di Balinuraga sebanyak 2.100 orang. Sementara, jumlah massa yang datang 10.000 orang.
Di Jakarta, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo menegaskan, polisi akan memproses mereka yang melanggar hukum dalam bentrokan di Lampung. Namun, sejauh ini belum ada yang ditahan. ”Polisi masih mengusut. Tunggu perkembangannya,” ujar Timur.