Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa "Bang Ucok" yang Minta "Apel Malang"?

Kompas.com - 11/10/2012, 16:48 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Staf Pemasaran Grup Permai, Mindo Rosalina Manulang, memberikan kesaksian seputar identitas "Ketua Besar" yang terungkap dalam komunikasinya dengan terdakwa kasus dugaan penerimaan suap kepengurusan anggaran proyek di Kementerian Pendidikan Nasional serta Kementerian Pemuda dan Olahraga, Angelina Sondakh. Kesaksian itu disampaikannya dalam persidangan Angelina yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (11/10/2012). (Baca: Rosa: Ketua Besar Itu Bang Ucok)

Rosa mengatakan, istilah "Ketua Besar" merujuk pada seorang pimpinan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang biasa dipanggil "Bang Ucok". Sebagai informasi, dalam percakapannya dengan Angelina alias Angie melalui Blackberry Messenger, si "Bang Ucok" ini yang meminta "Apel Malang", istilah yang digunakan sebagai sandi yang merujuk pada "rupiah". Siapa "Bang Ucok"?

Menurut salah satu petinggi Partai Demokrat yang tak mau disebut namanya, mantan Wakil Ketua Banggar Mirwan Amir biasa dipanggil Ucok di kalangan Demokrat.

"Dari dulu dipanggil Ucok," kata dia ketika dikonfirmasi, sore ini.

Salah satu anggota Banggar lainnya juga membenarkan bahwa Mirwan biasa dipanggil Bang Ucok, baik oleh politisi Demokrat di Banggar maupun fraksi lain.

"Saya ngikutin yang lain (panggil Ucok)," kata politisi itu.

Hingga berita ini diturunkan, Mirwan belum bisa dikonfirmasi perihal panggilan "Bang Ucok" itu. Nomor ponselnya tak bisa dihubungi. Namun, pada Januari 2012, ia pernah mempertanyakan pernyataan Rosa yang mengaitkan istilah "Ketua Besar" dengan dirinya.

"Saya aneh, hari ini saya (disebut) ketua besar, besok bos besar, mungkin lusa saya jadi badan besar. Saya masalah ini tidak tahu," kata Mirwan di Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (19/1/2012).

Ia mengaku bingung kenapa Rosa mengaitkan dirinya. "Saya tidak tahu kenapa Rosa begitu. Saya tidak pernah ketemu Rosa dan tidak kenal. Baru saya liat di TV dengan antipeluru," kata Mirwan saat itu.

Menurut transkrip BBM antara Angelina dan Rosa, Angelina meminta kepada Rosa jatah "apel malang" untuk "Ketua Besar". "Itu kan beda, hihihi, soalnya aku diminta ketua besar, lagi kepengin makan apel malang," demikian bunyi percakapan tersebut.

Setelah itu, ada juga BBM dari Angelina yang mengatakan, "Tugas aku kalo diminta ketua besar harus menyediakan, soalnya apelnya beda rasanya, asli malang jadi ga ada duanya. Huahaaaa, jadi kalo boleh disediakan apel malang yang seger ya, kalo ketua besar kenyang kita khan enak."

Selain "Ketua Besar", muncul juga istilah "Pak Ketua" dalam transkrip BBM tersebut. Menurut Rosa, yang dimaksud dengan "Pak Ketua" adalah Ketua Komisi X DPR, Mahyuddin. Sementara Angelina tidak mengakui percakapan BBM-nya dengan Rosa tersebut.

Dalam persidangan hari ini, Rosa juga mengatakan, Angelina tidak sendirian dalam upaya penggiringan proyek. Adapun Angelina atau Angie didakwa menerima pemberian atau janji berupa uang senilai total Rp 12 miliar dan 2.350.000 dollar AS (Rp 21 miliar) dari Grup Permai. Pemberian tersebut diduga berkaitan dengan upaya penggiringan proyek di Kemendiknas dan Kemenpora.

Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik "Dugaan Suap Angelina Sondakh"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Nasional
    Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

    Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

    Nasional
    Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

    Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

    Nasional
    Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

    Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

    Nasional
    Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

    Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

    Nasional
    Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

    Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    Nasional
    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Nasional
    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Nasional
    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Nasional
    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Nasional
    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Nasional
    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    Nasional
    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Nasional
    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com