Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Baswedan: Sebagian Pengelola Republik Tak Berintegritas

Kompas.com - 07/10/2012, 09:26 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh nasional dan akademisi Anies Baswedan menyampaikan seruan tegas untuk mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menyelesaikan semua tugas-tugasnya.

Di hadapan ratusan anggota masyarakat yang hadir dalam acara Save KPK, Rektor Universitas Paramadina ini mengatakan bahwa sebagian pengelola negara ini tidak memiliki integritas.

"Republik ini didirikan oleh orang-orang bersih. Republik ini didirikan oleh orang-orang penuh integritas. Dan hari ini kita menyaksikan, sebagian dari yang mengelola Republik ini bukanlah orang yang punya integritas.. Rakyat cerdas dan kita bisa menilai siapa yang benar dan salah," kata Anies membuka orasinya di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (7/10/2012) pagi.

Ia menegaskan, permasalahan yang terjadi saat ini bukanlah permasalahan KPK melawan institusi kepolisian. Baginya, masalah sebenarnya adalah pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh para koruptor. "Yang diperangi bukan institusi polisi, tapi koruptor," tegasnya.

Hari ini, Anies mengaku sengaja hadir dan bergabung bersama ratusan anggota masyarakat untuk memberikan dukungan pada KPK sekaligus mengirim pesan pada seluruh pengurus negara untuk tidak takut membuat pilihan dan terus memerangi korupsi.

"Kita akan membuat sejarah, seperti para pendiri kita membuat sejarah. Kita di sini memberikan dukungan secara moral pada KPK untuk terus perangi korupsi, dan kita ada di satu barisan," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan anggota masyarakat tumpah di bundaran HI untuk memberikan dukungannya pada KPK. Aksi hari ini diramaikan dengan pertunjukkan seni musik dari beberapa artis kenamaan dan dihadiri sejumlah aktivis dan tokoh nasional.

Aksi ini sengaja digelar menyusul semakin kuatnya gerakan dari pihak tertentu untuk melemahkan KPK. Terakhir, pada dua Jumat (5/10/2012) malam beberapa anggota kepolisian menggeruduk Gedung KPK di Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, untuk menjemput paksa lima penyidik Polri yang tengah menyelidiki kasus korupsi Simulator SIM yang melibatkan petinggi Polri, Djoko Soesilo.

Berita terkait bisa diikuti di Topik Pilihan: POLISI VS KPK

Catatan redaksi: Berita ini dikoreksi karena dalam berita sebelumnya terjadi kesalahan pengutipan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Nasional
    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com