Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abraham: Upaya Pelemahan KPK Sistematis

Kompas.com - 06/10/2012, 14:47 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai dilakukan secara sistematis. Demikian disampaikan Ketua KPK Abraham Samad di sela acara dialog tentang peran ulama dan tokoh masyarakat dalam menegakkan konstitusi dan gerakan anti korupsi di Kantor PWNU Jateng di Semarang, Sabtu (6/10/2012).

Pelemahan tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain teror terhadap penyidik. Puncak upaya pelemahan tersebut ungkapnya terjadi pada Jumat malam (5/10/2012). Dimana adanya upaya penjemputan paksa terhadap salah satu penyidik KPK.

"Situasi yang ada memang sudah sangat mencekam bagi pada penyidik terutama dari kepolisian yang masih punya hati nurani untuk tergabung dalam KPK," tandasnya.

Keinginan hati nurani para penyidik itu menurutnya tidak disambut dengan baik sehingga ada upaya untuk melemahkan KPK. Meski begitu ia mengaku pihaknya tetap akan memberikan perlindungan yang maksimal bagi para penyidik yang terancam dan mendapatkan tekanan. Sebab upaya kriminalisasi tersebut juga bisa dilakukan pada penyidik lain.

Kondisi tersebut menurut Abraham sudah dilaporkan pada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) terkait adanya upaya pelemahan KPK. "Memang belum sampai lapor ke Presiden langsung," tambahnya.

Seperti yang telah diberitakan, Novel yang kini merupakan salah satu penyidik KPK yang menangani kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM, diduga terkait kasus penganiayaan berat yang menyebabkan kematian seorang pencuri sarang burung walet. Novel diduga melakukan penembakan terhadap enam pencuri di Pantai Panjang, Bengkulu, dan salah satunya tewas pada 2004 lalu saat Novel bertugas di Polres Bengkulu.

Kasus tersebut kembali diungkap oleh pihak kepolisian diduga untuk melemahkan KPK. Sebab ada kejanggalan terhadap upaya penangkapan terhadap Novel yang oleh KPK dinilai sebagai upaya kriminalisasi.

Abraham menambahkan, kondisi korupsi di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Menurutnya tidak ada lagi tempat di Negara ini yang tidak luput dari penyakit korupsi."Jadi korupsi ini penyakit yang luar biasa, sehingga cara menghadapinya juga harus dengan cara yang luar biasa," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com