JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin mengatakan, istrinya, Neneng Sri Wahyuni tidak tahu apa-apa soal proyek pembangunan pusat pelatihan Hambalang, Jawa Barat. Menurut Nazaruddin, urusan uang proyek tersebut ditangani Yulianis. Hal itu disampaikan Nazaruddin saat ditanya keterkaitan Neneng dengan proyek Hambalang. Neneng yang juga Direktur Keuangan Grup Permai itu dimintai keterangan KPK terkait penyelidikan proyek Hambalang, Rabu (3/10/2012).
"KPK berpikir karena saya tahu semua, otomatis istri saya tahu. Ternyata kan istri saya itu nggak tahu apa-apa. Kalau keuangan yang kongres itu yang megang uangnya Yulianis. Ditaruh di kamarnya Yulianis," kata Nazaruddin di gedung KPK, Kuningan, Jakarta.
Adapun Yulianis merupakan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai yang menurut Nazaruddin merupakan kaki tangan Anas Urbaningrum. Uang dari kamar Yulianis tersebut, lanjutnya, diambil sejumlah orang dan diserahkan ke koordinator pemenangan Anas dalam kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 untuk kemudian dibagi-bagikan kepada sejumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC). "Salah satu koordinatornya kan koordinator Sulawesi itu umar Arsal," katanya.
Terkait penyelidikan jilid II Hambalang ini, KPK sudah meminta keterangan Umar Arsal. Saat memenuhi panggilan KPK, Umar membenarkan adanya bagi-bagi uang dalam Kongres Partai Demokrat 2010 tersebut. Namun, menurutnya, uang itu hanyalah pengganti transportasi.
Sementara menurut Nazaruddin, uang 15 ribu dollar AS hingga 20 ribu dollar AS yang diberikan ke tiap DPC itu nilainya terlalu besar untuk ukurang uang transpor. "Sekarang kan yang ditanya KPK, uang itu dari mana, kecuali memang Pak Umar Arsal punya uang 500 ribu dolar, satu juta dolar, nanti kan tinggal dicocokkan sama KPK dari mana, apakah sesuai dengan kekayaannya," kata Nazaruddin.
Seperti diketahui, KPK kembali membuka penyelidikan terkait proyek Hambalang setelah menetapkan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar sebagai tersangka. Adapun salah satu fokus dalam penyelidikan Hambalang jilid II ini adalah aliran dana terkait proyek, termasuk yang mengalir ke Kongres Partai Demokrat. Terkait penyelidikan Hambalang jilid II ini, KPK kemarin meminta keterangan staf ahli Fraksi Demokrat, Nuril Anwar dan staf keuangan Fraksi Partai Demokrat, Eva Omfita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.