Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Isu SARA Terbukti Sudah Jadul

Kompas.com - 20/09/2012, 22:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sempat mewarnai Pilkada DKI Jakarta kali ini. Isu SARA dibuat seakan menyudutkan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Jokowi-Basuki ternyata unggul dari Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Menurut Ahok, isu SARA tidak akan memengaruhi warga Jakarta. "SARA ini hanya efektif memengaruhi sekitar 10-15 persen pemilih, ditambah kalau diintimidasi tambah 5 persen. Jadi SARA sudah jadul-lah ya, kita mulai Jakarta baru," ujar Ahok, Kamis (20/9/2012), dalam sesi wawancara dengan sejumlah media massa di Jalan Borobudur 22, Menteng, Jakarta Pusat.

Ahok menilai bahwa pelaksanaan pilkada di Jakarta saat ini berlangsung cukup kondusif. Pasalnya, jika di daerah, pelaksanaan pilkada lebih rawan dipermainkan mulai dari tahap daftar pemilih tetap (DPT) hingga penetapan hasil akhir jumlah suara.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, sebagai salah satu pengusung duet Jokowi-Basuki, menilai bahwa hasil pilkada kali ini adalah bukti kemenangan rakyat.

"Ini adalah kemenangan rakyat Indonesia, rakyat Jakarta. Saya melihat masyarakat juga lebih dewasa," ujar Prabowo.

Prabowo menganggap bahwa warga Jakarta tidak bisa dibodohi dengan isu SARA. Mereka pun bisa membedakan mana yang benar dan salah.

"Repotnya, banyak politisi yang mengatakan rakyat Indonesia bodoh. Rakyat Indonesia gampang dibakar-bakar," ujarnya.

Sebelumnya, kampanye bernada SARA hampir terjadi di setiap wilayah Jakarta. Kampanye tersebut dilakukan melalui berbagai bentuk, mulai dari brosur, pamflet, hingga spanduk dan baliho. Ajakan untuk memilih pemimpin yang seiman pun dilontarkan para pemuka agama di tempat ibadah.

Ikuti berita perkembangan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta di liputan khusus "Jakarta 1"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com