Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Penyidik Masih Berkantor di KPK

Kompas.com - 17/09/2012, 18:41 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua puluh penyidik Kepolisian yang masa kerjanya dianggap habis dan tidak diperpanjang kontraknya, diketahui masih berkantor di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pimpinan KPK meminta Polri untuk menunda penarikan 20 tersebut. "Mereka masih berkantor di KPK. Saya enggak tahu per tanggal berapa mereka selesai," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi di Jakarta, Senin (17/9/2012).

Menurut Johan, pihaknya tidak dapat mengatakan apakah keberadaan 20 penyidik Polri di KPK itu ilegal karena Polri telah meminta mereka kembali.

Seperti diketahui, Polri mengirimkan surat kepada KPK yang isinya memberitahukan bahwa kontrak kerja 20 penyidiknya di KPK sudah habis dan tidak diperpanjang. Penarikan penyidik dalam jumlah besar sekaligus ini dilakukan di tengah maraknya kasus dugaan korupsi yang ditangani KPK.

Menurut Johan, tidak diperpanjangnya kontrak kerja 20 penyidik itu akan mengakibatkan melambatnya pengusutan kasus-kasus di KPK. Oleh karena itulah, lanjutnya, pimpinan KPK akan berkoordinasi dengan Kepala Polri terlebih dahulu untuk meminta agar 20 penyidik ini tetap dipekerjakan di KPK.

"Kasus yang ditangani sangat banyak, rata-rata satu penyidik itu tangani dua hingga tiga kasus," tambahnya.

Sementara Polri mengatakan bahwa tidak diperpanjangnya masa kerja para penyidik itu di KPK dilakukan semata-mata untuk kepentingan pembinaan karier para penyidik.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen (Pol) Sutarman mengatakan bahwa para penyidik tersebut tidak berkembang jenjang karirnya jika hanya di KPK saja. Sutarman juga menyalahkan KPK yang dianggapnya tidak dari jauh-jauh hari meminta penyidik pengganti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Nasional
    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

    Nasional
    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    Nasional
    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Nasional
    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Nasional
    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com