Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III Kaji Penyidik Independen KPK

Kompas.com - 17/09/2012, 18:23 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat akan mengkaji wacana perlu tidaknya perekrutan penyidik independen untuk mengisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di masa depan.

"Perlu ruang untuk mendalami ini, misalnya kita pelajari lagi Undang-Undang KPK. Kita kaji lagi apa sisi positif dan negatifnya," kata Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika seusai rapat dengan KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/9/2012).

Pasek mengatakan, perlu dipikirkan bagaimana jenjang karir dan nasib para penyidik independen di KPK nantinya. Pasalnya, kata dia, tidak mungkin orang yang direkrut itu selamanya menjadi penyidik.

Pasek menambahkan, wacana itu tidak bisa dibahas dengan cepat lantaran banyak hal yang perlu dipikirkan. Politisi Partai Demokrat itu meminta kepada semua pihak jangan langsung menyimpulkan bahwa penyidik independen adalah solusi dari ketergantungan KPK atas insititusi lain perihal sumber daya manusia.

Pasek memberi contoh reaksi berbagai pihak pascapenarikan 20 penyidik oleh Polri bahwa KPK harus mulai merekrut penyidik independen. "Jangan buru-buru, kita memang perlu duduk bareng," pungkas Pasek.

Seperti diberitakan, KPK selama ini mendapat penyidik dari Polri, Kejaksaan, dan penyidik PNS kementerian tertentu. Kondisi itu terkadang menimbulkan permasalahan ketika institusi itu menarik anggotanya seperti yang dilakukan Polri.

Sebelumnya, sejumlah politisi di Komisi III seperti Didi Irawadi Syamsuddin (F-Demokrat) dan Aboe Bakar Al Habsy (F-PKS) mengaku mendukung jika KPK diberi kewenangan untuk merekrut penyidik sendiri. Hanya saja, menurut mereka, perlu ada revisi UU KPK.

Sebaliknya, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, perekrutan penyidik independen dalam proses persiapan. Menurut dia, langkah itu tak melanggar UU KPK. "Karena ada (aturannya), maka kami akan melakukan rekrutmen," kata Busyro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Nasional
    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com