Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU: Kalau Serentak, Pilkada Sebaiknya Tahun 2016

Kompas.com - 14/09/2012, 14:40 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum berharap jika pemilu kepala daerah disepakati digelar secara serentak, pemungutan suara tidak digelar pada tahun 2015. Pasalnya, KPU membutuhkan persiapan minimal satu tahun. Padahal, pada tahun 2014, KPU masih fokus pada pemilu legislatif dan pemilu presiden.

"Persiapan pilkada satu tahun pascapresiden dilantik. Kalau 2015, (KPU) mengalami kesulitan karena bulan Oktober presiden baru dilantik. Di daerah masih menunggu bagaimana presiden baru konsolidasi di seluruh Indonesia," kata Ketua KPU Husni Kamil Manik, saat mengisi diskusi di Fraksi Partai Golkar, di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat ( 14/9/2012 ).

Hal itu dikatakan Husni menanggapi salah satu usulan pemerintah bahwa 43 pilkada yang bakal digelar tahun 2014 sebaiknya diundur ke tahun 2015. Pemindahan jadwal itu lantaran pada tahun 2014 digelar dua hajatan besar, yakni pemilu legislatif dan pemilu presiden.

Husni mengatakan, kalaupun pilkada tahun 2014 disepakati diundur, sebaiknya diundur hingga 2016. Dengan demikian, tahun 2015 bisa diproses pengajuan anggaran untuk pilkada serentak. Keuntungannya, kata dia, jumlah pilkada yang bakal digelar menjadi lebih banyak. Jika digelar tahun 2015, bakal ada 279 pilkada.

Husni menambahkan, jika pilkada serentak digelar 2016 , konsolidasi partai politik jauh lebih baik.

"Persiapan KPU juga jauh lebih baik, distribusi beban kerja bisa tertata. Setelah itu, persiapan pileg dan pilpres di 2019. Jadi penataan jauh lebih baik," ujarnya.

Seperti diberitakan, DPR, pemerintah, dan pihak terkait lain masih membahas mengenai pilkada dalam revisi Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Usulan awal, pemerintah meminta pilkada 2014 dimajukan ke Oktober 2013 . Setelah itu, muncul wacana pilkada serentak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com