Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JAT: Penembakan Farhan dkk Timbulkan Dendam Baru Teroris

Kompas.com - 08/09/2012, 16:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Media Center Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Son Hadi mengatakan, tindakan represif yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri dengan menembak mati dua orang pelaku teror Solo, Farhan dan Mukhsin, pada 31 Agustus 2012 akan menimbulkan kebencian baru dari kelompok teroris lainnya. Seperti diketahui, Farhan dan Mukhsin tewas dalam pernyergapan oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Solo, Jawa Tengah.

"Melihat kondisi korban dengan luka parah, berarti penembakan dilakukan secara membabi buta. Meski beralasan bila tidak dilumpuhkan maka akan mati kita (petugas). Tetapi, melumpuhkan dengan kepala sampai pecah dan dilakukan dengan jarak dekat akan melahirkan dendam baru. Bila tidak berpikir bagaimana mencegahnya, penanganan teroris tidak bisa dilakukan secara tuntas," kata Son Hadi, di Jakarta, Sabtu (8/9/2012).

Menurutnya, yang terpenting saat ini pencegahan dan deteksi dini harus dilakukan. Tetapi, menurut Son Hadi, selama ini JAT tidak pernah diajak berdialog oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Kita pun kalau inisiatif mengundang BNPT melakukan dialog, tidak pernah hadir. Alasannya sama, tidak ada alasan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua orang terduga pelaku teror Solo pada 31 Agustus 2012 di Jalan Veteran, Solo. Saat itu, Farhan dianggap menyerang terlebih dahulu aparat kepolisian yang akan membekuknya sehingga langsung dibalas dengan penembakan.

Dalam baku tembak tersebut, dua orang terduga teroris tewas atas nama Farhan dan Muchsin. Sementara dari pihak kepolisian, Bripda Suherman tewas dengan luka tembak yang dilepaskan Farhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Nasional
    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Nasional
    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Nasional
    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Nasional
    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com