JAKARTA, KOMPAS.com - Teror yang terjadi di Solo selama bulan Agustus 2012 bertujuan agar kepolisian membebaskan para teroris sebelumnya yang pernah ditahan. Motif balas dendam dan tujuan mereka melakukan aksi tersebut tercatat dalam sebuah surat yang ditemukan polisi dalam tas para terduga teroris.
"Mereka ingin aksi balas dendam, sekaligus bertujuan agar meminta seluruh tahanan yang ditahan Polri seperti di LP, dibebaskan oleh aparat. Itu tujuan yang terungkap di dalamnya," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Selasa (4/9/2012).
Boy menjelaskan, surat tersebut sebelumnya ditemukan dalam tas berisi tiga megazen milik terduga teroris bernama Farhan (19) yang tewas saat penggerebekan di Jalan Veteran, Solo, Jumat (31/8/2012) malam. Dalam surat yang ditulis tangan tersebut terungkap motif pelaku dan menjelaskan bahwa mereka bertanggung jawab atas aksi pembunuhan polisi tersebut.
"Mereka mempertanggungjawabkan aksi pembunuhan polisi yang didasarkan pada kekecewaan mereka, bahwa para pendahulu mereka pernah ditangkap atau dilakukan penegakan hukum," papar Boy.
Seperti diketahui, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror melakukan penangkapan terhadap dua terduga teroris di Solo yakni Farhan (19) dan Mukhsin (19). Kedua terduga teroris tewas dalam baku tembak tersebut. Satu anggota Densus 88 pun ikut gugur dalam tugas yakni Briptu Suherman.
Pada hari yang sama, Jumat (31/8/2012) malam, kepolisian juga menangkap terduga teroris bernama Bayu di Karanganyar, Jawa Tengah. Saat ini, kepolisian masih meminta keterangan Bayu.
Farhan, Mukhsin, dan Bayu diduga kuat bertanggung jawab atas tiga aksi penyerangan terhadap pos pengamanan dan pos polisi di Solo selama bulan Agustus 2012. Aksi pertama yang dilakukan adalah penembakan di Pospam Simpang Gemblengan, Jumat (17/8/2012). Kedua, di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, pada 18 Agustus 2012. Peristiwa ini menyebabkan dua polisi terluka. Aksi teror kembali terjadi di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan, Solo, pada 30 Agustus 2012 yang menewaskan seorang anggota kepolisian, Bripka Dwi Data Subekti.
Perkembangan terkait teror di Solo, ikuti dalam topik "Teroris Solo".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.