Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Diduga Kelompok Baru

Kompas.com - 02/09/2012, 03:37 WIB

SOLO, KOMPAS - Aksi teror beruntun yang menyasar polisi selama dua pekan terakhir di Solo, Jawa Tengah, diduga dilakukan orang-orang baru dari jaringan teroris lama. Pelaku memiliki motif balas dendam ke- pada kepolisian atas penindakan kepolisian terhadap kasus-kasus terorisme selama ini.

Meski pelaku penembakan pos pengamanan (pospam) Lebaran Gemblegan, peledakan granat di pospam Lebaran Gladak, dan penembakan polisi di Pos Polisi Singosaren telah terungkap, polisi masih terus mengembangkan kasus tersebut.

”Kelompok ini betul-betul baru. Motif mereka adalah untuk membalas dendam terkait penindakan yang dilakukan kepolisian terhadap para pelaku terorisme. Bagaimana keterkaitannya dengan jaringan lain masih dalam pendalaman,” kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo di Solo, Sabtu (1/9), dalam keterangan pers di Markas Kepolisian Resor Kota Solo.

Timur didampingi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman, Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Didiek S Triwidodo, Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso, dan Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto juga menegaskan bahwa pelaku teror di Solo adalah orang-orang baru dari kelompok teroris lama. Penangkapan dan pengungkapan kasus itu merupakan kerja keras Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

BNPT dan Densus, menurut Djoko, tidak pernah istirahat mengintai, mengikuti, dan menangkap pelaku teror. ”Tidak sederhana menemukan dan menangkap mereka itu. Harus benar-benar lengkap info dan bukti-buktinya,” kata Djoko.

Terkait kelompok baru itu juga ditegaskan Kepala BNPT Ansyaad Mbai di Jakarta. Tersangka jaringan teroris yang tertembak di Solo itu, kata Ansyaad, tidak terlepas dari kelompok teroris yang ditangkap sebelumnya di beberapa kota, seperti Denpasar, Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, dan Solo.

Kelompok baru jaringan teroris itu diduga ingin menjadikan Poso sebagai basis Al Qaeda di Indonesia. Pengendalian basis Al Qaeda itu dikomando dari Solo. ”Mereka ingin menjadikan Al Qaeda berbasis di Poso,” kata Ansyaad. Kelompok jaringan teroris itu merencanakan membuat serangan teror, seperti penembakan terhadap polisi dan peledakan bom.

Salah satu tersangka teroris yang ditembak di Solo diduga bernama Farhan. Menurut Ansyaad, Farhan diketahui baru datang ke Indonesia dari Filipina selatan sejak Juni 2012. ”Ia datang ke Indonesia membawa senjata api,” katanya.

Kelompok jaringan teroris tersebut juga mencari pendanaan dengan menjebol situs perdagangan mata uang. ”MK yang baru tertangkap di Bandung juga termasuk dalam kelompok jaringan ini,” kata Ansyaad. Dana yang diperoleh dari penjebolan situs perdagangan valuta asing sebesar ratusan juta rupiah diduga digunakan untuk membeli senjata api dan melakukan pelatihan militer di Poso.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com