Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Teror Solo Berusia 19 Tahun

Kompas.com - 01/09/2012, 12:37 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Kedua terduga teroris yang tewas tertembak dalam penyergapan Densus 88 di Solo, Jawa Tengah, masih berusia belia, 19 tahun. Keduanya diketahui bernama Farhan dan Muksin. Sementara, seorang terduga teroris lain yang tertangkap hidup di Karanganyar berinisial  B juga berusia 19 tahun. Ketiganya adalah eksekutor tiga kejadian teror berturut-turut di Kota Solo.

"Dari operasi tim Densus pada jumat malam, berhasil menangkap tiga tersangka, dua diantaranya tewas karena melakukan perlawanan yang kuat kepada petugas. Kedua tersangka tersebut berinisial F dan M, keduanya berumur 19 tahun. Untuk tersangka berinisial B ditangkap di Dusun Bulurejo, Gondangrejo, Karanganyar," kata Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo dalam keterangan pers di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (1/9/2012). Kapolri didampingi Kabareskrim Polri Komjen Pol Sutarman, Wakil Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Didik Sutomo Triwidodo dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi berhasil menyita satu pucuk pistol Pietro Bareta made in Italy. Pada salah satu sisi pistol tersebut terdapat tulisan PNP property Philipines National Police. Selain pistol, aparat kepolisian juga menyita 3 buah megazen, 43 peluru kaliber 9 mm Merek Luger, dan 9 holopoint CBC 9 MM, satu buah handphone, beberapa dokumen, dan surat surat tanda pengenal. 

Menurut Kapolri pelaku teror berturut-turut di Solo adalah kelompok baru. Kepolisian masih mendalami kemungkinan keterkaitan jaringan tersebut dengan jaringan-jaringan yang sudah ada sebelumnya.

Di Jakarta, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar, mengungkapkan, para pelaku merupakan jaringan lama yang memiliki hubungan dengan kelompok di Filipina. Para pelaku sudah diintai sebelumnya sampai pada akhirnya dibekuk setelah terlibat baku tembak dengan petugas Densus 88 Antiteror Polri. "Itu bagian dari jaringan lama yang ada di Filipina," kata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    Nasional
    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Nasional
    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Nasional
    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Nasional
    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Nasional
    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Nasional
    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Nasional
    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Nasional
    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Nasional
    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Nasional
    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Nasional
    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    Nasional
    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com