Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BIN: Solo Memanas, Intelijen Perbaiki Diri

Kompas.com - 01/09/2012, 11:43 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Negara Letjen Marciano Norman mengatakan, jajaran intelijen terus melakukan perbaikan dalam menjalankan tugas pendeteksian dan pencegahan dini. Mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ini berharap, tak ada lagi aksi penembakan terhadap anggota kepolisian maupun masyarakat di Solo dan kota-kota lainnya di Indonesia.

"Sistem komunikasi perlu diperbaiki. Kami berupaya agar kejadian serupa tak terjadi lagi di masa mendatang," kata Marciano kepada Kompas.com, Sabtu (1/9/2012).

Hal ini disampaikan menanggapi tudingan bahwa jajaran intelijen kecolongan terkait maraknya aksi penembakan di Solo selama bulan Agustus ini.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Jateng Ahmad Daroji, misalnya, menilai, rentetan teror di Solo menunjukkan intelijen kecolongan. Ia berharap, aparat intelijen dari berbagai lembaga untuk bersinergi mengungkapkan teror itu. Ia juga berharap, teror di Solo tak dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta.

Tokoh masyarakat Solo, Mudrick S Sangidu, sepakat dengan Daroji, kasus beruntun di Solo itu sebagai bukti aparat intelijen kecolongan. Dari tiga kasus yang semuanya menyerang kepolisian, hal itu merupakan peringatan kepada institusi kepolisian.

”Seolah-olah pelaku mengajak menjadikan polisi sebagai musuh bersama. Kalau dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta, terlalu jauh,” ujarnya.

Menurut ahli hukum dari Universitas Sebelas Maret, Solo, M Jamin, teror di Solo jelas mengarah kepada polisi saja. Karena itu, polisi ditantang untuk mengungkapkan kasus itu.

”Kejadian sebelumnya kan sudah ada bukti forensik yang sebenarnya bisa diungkapkan. Polisi melalui intelijen seharusnya bisa mendeteksi,” katanya.

Marciano juga mengatakan, jajaran kepolisian dan aparat keamanan lainnya harus siap bertindak manakala ada laporan dari masyarakat terkait adanya aksi-aksi mencurigakan di lingkungan tempat tinggalnya.

Sebelumnya, dua hari setelah penembakan di pos pengamanan Lebaran di Gemblengan, Serengan, Solo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  menginstruksikan pihak kepolisiaan agar meningkatkan kewaspadaan.

"Jajaran kepolisian di manapun, khususnya pengamanan, harus bisa mewaspadai segala kemungkinan yang mungkin sengaja dilakukan oknum atau kelompok tertentu yang tidak bertanggung jawab," kata Juru Bicara Julian Aldrin Pasha.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

    Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

    Nasional
    Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

    Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

    Nasional
    Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

    Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

    Nasional
    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

    Nasional
    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Nasional
    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    Nasional
    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Nasional
    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Nasional
    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Nasional
    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Nasional
    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Nasional
    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Nasional
    Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

    Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

    Nasional
    PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

    PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com