JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian didesak bertindak serius dan cepat mengusut rentetan teror di Solo, Jawa Tengah. Terakhir, teror berupa penembakan yang mengakibatkan seorang polisi tewas.
Desakan itu disampaikan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI-P Ahmad Basarah ketika dihubungi, Jumat (31/8/2012).
Basarah menyesalkan kepolisian baru bergerak serius mengusut teror di Solo setelah anggotanya tewas. Seharusnya, kata dia, ketika awal teror terjadi, Polri sudah serius mengusut sehingga dapat menangkap para pelaku.
"Jadi jangan lagi anggap remeh berbagai kasus teror di Solo karena hal itu sangat berpotensi dilakukan oleh kelompok teroris yang memang selama ini menjadi target operasi Polri," kata Basarah.
Politisi dari daerah pemilihan Solo Aria Bima mengatakan, warga Solo butuh rasa aman. Kepolisian harus bertanggung jawab atas keamanan di Solo. Untuk itu, kata dia, kepolisian harus lebih serius mengungkap kasus itu dan menjaga keamanan selanjutnya.
"Jangan sampai dikesankan lamanya pengusutan kasus sebelumnya menunjukkan lemahnya kinerja Polri, khususnya intelijen Polri. Rakyat percaya kepada Polri untuk mengusut walaupun tetap kritis," kata Aria.
Seperti diberitakan, Bripka Dwi tewas ditembak oleh seorang tak dikenal di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan. Sebelumnya, telah terjadi teror berupa penembakan dan pelemparan granat di dua Pos Pengamanan Lebaran di Solo, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.