SOLO, KOMPAS.com —.Wali Kota Solo Joko Widodo berharap kasus penembakan pada Kamis malam di Kota Solo, yang menewaskan Bripka Dwi Data Subekti, serta sejumlah teror lain sebelumnya, tidak terkait dengan pencalonan dirinya menjadi gubernur DKI Jakarta. Ia mengungkapkan hal itu sebab, selama tujuh tahun ia memimpin Solo, tak pernah ada teror penembakan semacam itu.
"Saya prihatin, berturut-turut teror terjadi di Solo selama satu bulan terakhir dan, apabila terkait dengan pilkada, saya menyayangkannya," kata Jokowi, Jumat (31/8/2012).
Selanjutnya, terkait rangkaian teror tersebut, Jokowi mengaku akan memerintahkan Linmas untuk lebih intensif berpatroli dan bekerja sama dengan aparat terkait. Jokowi mengaku yakin, tiga kali teror di Solo, yaitu penembakan di pospam Gemblekan, pelemparan granat di Pos Polisi Gladag, dan penembakan anggota polisi di Pos Polisi Singosaren, tidak membuat warga Solo takut dan resah.
"Kita optimalkan Linmas untuk berpatroli dan kota Solo masih kondusif," kata Jokowi menegaskan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Bripka Dwi Data Subekti tewas ditembak dari jarak dekat oleh orang tak dikenal di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan. Jenazah Bripka Dwi Data Subekti akan dimakamkan di Astana Temu Ireng Bejen, Ngringo, Karanganyar, siang ini. Almarhum meninggalkan seorang istri, Niken Sri Prawani, dan tiga anak, yakni Gopta Andika Pratama (28), Arya Dwi Werdana (26), dan Hany Tri Prajaduta (20).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.