Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Emas di Tengah Taman Nasional

Kompas.com - 30/08/2012, 06:23 WIB
Oleh Amir Sodikin/Laksana Agung Saputra

Lubang-lubang galian menghunjam lereng terjal di hulu Sungai Tonom, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Deru mesin mengusir riuh satwa dan menghilangkan kesan sebuah taman nasional yang mestinya terjaga. 

Di hulu sungai itu terdapat sedikitnya 20 lubang galian emas. Tiga di antaranya masih digali, sisanya sudah ditinggalkan, tetapi dibiarkan terbuka. Diameter tiap lubang sekitar 1-1,5 meter dengan kedalaman mulai dari 50-200 meter.

Beberapa mesin penyedot tua bergelimpangan. Gubuk-gubuk reyot memancarkan suasana murung. Itulah gambaran lokasi penambangan emas di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW).

”Di sini beberapa tahun lalu pernah diperebutkan para petambang hingga ada yang mati,” kata Ronny, warga Desa Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Bolaang Mongondow, yang mengantar kami. Sehari-hari Ronny bekerja sebagai tukang ojek, tetapi sesekali dia turut menambang emas.

Dibutuhkan dua jam naik sepeda motor untuk mencapai lokasi penambangan emas ini. Tak hanya menerabas hutan, sepeda motor juga beberapa kali harus menerabas arus sungai.

Sungai Tonom itulah yang menjadi jalan raya bagi para petambang emas di hulu sungai. Setiap hari, jalur itu dilewati para petambang emas untuk memasok bahan bakar dan makanan. Sungai itu juga menjadi jalur pembuangan merkuri.

Keluar lubang

Awalnya tak terlihat tanda-tanda petambang. Namun, begitu Ronny berteriak dalam bahasa lokal, beberapa orang keluar dari lubang galian. Beberapa orang tampak riang menyapa Ronny yang berasal dari satu desa, tetapi memperhatikan kami dengan penuh selidik.

”Mereka saudara saya di kota. Mereka cuma mau lihat-lihat cara menambang emas,” kata Ronny memperkenalkan kami.

Ronny lalu menunjukkan cara menambang. Diambilnya sebongkah tanah lalu dicuci di dalam baskom kayu. Cairan merkuri (Hg) kemudian digelontorkan ke dalam baskom untuk mengikat emas. ”Menambang emas itu gampang. Hasilnya juga lumayan,” kata Jein Mawati (21), seorang petambang.

Jein lulus jurusan Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan 23 Mobagu. Menjadi petambang emas sudah dilakoninya setahun terakhir. Penghasilannya per bulan sebesar Rp 2 juta-Rp 3 juta. Kalau sedang mujur, ia bisa mendapat Rp 4 juta per bulan.

Demam emas

Penambangan di hulu Sungai Tonom itu hanya salah satu dari ratusan lokasi tambang emas di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Belakangan, emas juga ditemukan di sejumlah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), seperti Bombana, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, dan Konawe Selatan. Sejak deposit emas ditemukan tahun 2008 di Sungai Tahi Ite dan Wububangka, Bombana, ribuan warga berebut menambang di Sultra.

Sulawesi memang pulau yang memiliki cebakan emas. ”Terutama di kawasan lengan utara Sulawesi yang berada di jalur busur vulkanik Pasifik,” kata Ulva Ria Irfan, dosen Fakultas Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Selain membawa bencana letusan gunung api, aktivitas vulkanik juga membawa berkah berupa potensi panas bumi dan munculnya cebakan emas. Interaksi magma dengan batuan dasar pada tekanan tertentu menyebabkan terbentuknya zona ubahan pada batuan induk lava dan tufa yang berperan sebagai batuan induk kaya mineral (host rock), termasuk emas.

Namun, emas adalah berkah sekaligus kutukan bagi geologi Sulawesi. Kilaunya ditebus dengan cucuran keringat, darah, dan juga hancurnya lingkungan.

Dampak negatif

Di Desa Toraut, Kecamatan Dumoga Timur, sekitar 40 kilometer dari hulu Sungai Tonom, demam emas telah memicu konflik berdarah. Sami Lela (40), seorang petambang, mengatakan, jumlah petambang di Toraut sekitar 7.000 orang. Ini belum termasuk 300 ojek sepeda motor dan 70 ojek mobil yang mengantarkan karung berisi hasil galian ke rumah tromol atau tempat pemisahan emas dari tanah atau batu.

Menurut ayah tiga anak itu, masa kejayaan Toraut terjadi tahun 1990-an. Saat itu, ribuan petambang dari beberapa daerah di Sulawesi Utara berduyun-duyun datang. Sebagian di antara mereka lalu menetap dan menjadi warga di desa terdekat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com