KOMPAS.com - Ketupat adalah makanan khas yang identik dengan Lebaran. Pada 18 Maret 1961, wartawan senior almarhum H Rosihan Anwar memiliki kenangan tersendiri tentang ketupat. Ia menulisnya di Sukarno-Tentara-PKI: Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara Politik 1961-1965 (Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006).
Saat hendak shalat di masjid di Kebayoran Baru, Jakarta, ia melihat becak dihiasi bungkus ketupat. Semula diduga itu gerakan spontan merayakan Lebaran, tetapi ternyata bukan. Bungkus ketupat itu cuma untuk hiasan. Usut punya usut, beras waktu itu ternyata sangat mahal dan harganya sampai Rp 14 per liter sehingga tak terbeli rakyat.
Tahun 2012, ketupat masih jadi tradisi. Namun, ada yang masih menjadikannya hiasan. Salah satunya, tukang odong-odong di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (20/8). Tukang odong-odong itu mengaku tak semua bungkus ketupat diisi beras. Alasannya, beras yang dibelinya tak banyak karena harga beras mahal. Saat ini, beras jenis termurah mencapai Rp 6.700 per kilogram.
Sudah saatnya pemerintah benar-benar menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran agar rakyat kecil dapat berlebaran. (HAR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.