JAKARTA, KOMPAS.com- Berpulangnya M Kharis Suhud, Ketua MPR tahun 1987-1992, dinilai Wakil Ketua MPR Hajriyanto Tohari sebagai kehilangan seorang pemimpin besar dan negarawan yang santun serta halus bagi Indonesia.
"Pak Kharis Suhud seorang pemimpin dengan latar belakang militer, tetapi sangat soft dalam menangani persoalan-persoalan bangsa. Beliau tidak pernah menggunakan pendekatan keras, tetapi selalu persuasif," tutur Hajriyanto, Senin (20/8/2012) di Jakarta.
Kharis Suhud meninggal dunia pada usia 87 tahun, Senin dini hari tadi. Jenazah kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, siangnya.
Kharis Suhud, menurut Hajriyanto, dikenal bersih dan tidak pernah terkait dengan kasus-kasus penyalahgunaan kekuasaan. Ini membuat sosok Kharis Suhud berbeda dengan pemimpin-pemimpin bangsa sekarang yang dengan mudah terlibat perkara-perkara korupsi.
Di mata Hajriyanto, Kharis Suhud adalah seorang yang sangat berwawasan kebangsaan dan patriot sejati. Hal ini tampak dari kesetiaannya memenuhi undangan perayaan Hari Konstitusi setiap 18 Agustus, kendati sudah tidak menjabat dan berusia lanjut.
"Beliau sangat perduli dengan lembaga MPR meski sudah berada di luar. Ini ditunjukkan dengan nasihat-nasihat, saran-saran, dan kritik-kritik halus yg disampaikan kepada Pimpinan MPR sekarang ini," tutur Hajriyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.