JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai tersendatnya kemajuan bangsa ini disebabkan masalah moral yang masih membelenggu kalangan terdidik dan para pemimpin bangsa ini.
"Saya sebut itu fenomena tuna aksara moral, orang-orang terdidik yang tidak mampu membaca nilai-nilai moral. Termasuk para pemangku amanat yang tidak mampu memegang amanat," kata Din Syamsudin di Lapangan Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (19/8/2012).
Din menerangkan, hal inilah yang menyebabkan perilaku menyelewengan, termasuk korupsi yang marak di Tanah Air. Imbasnya, meskipun tergolong negara besar dengan potensi alam yang kaya, Indonesia belum mampu menjadi negara terkemuka dengan keunggulan teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan kesejahteraan.
Ia berharap, kaum terdidik dan para pemimpin bangsa bisa memberikan keteladanan moral kepada masyarakat umum lainnya. Namun, yang terjadi dewasa ini justru sebaliknya. Para pemimpin dan kalangan terdidik justru menunjukkan ketimpangan moral dan tidak dapat dijadikan panutan.
"Ini yang membuat bangsa kita tidak mudah maju," kata Din.
Ia menambahkan, umat Islam sebagai kelompok terbesar dalam bangsa Indonesia harus berani maju dan keluar dari ketimpangan moral yang sedang berlangsung. Melalui momen Idul Fitri umat Islam dapat bangkit dan menjadi pendorong ke arah kemajuan bangsa ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.