Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peroleh Remisi, 32 Koruptor Merdeka

Kompas.com - 17/08/2012, 16:44 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para koruptor ikut merasakan kegembiraan di HUT Kemerdekaan ke-67 Republik Indonesia, Jumat (17/8/2012). Sebanyak 32 narapidana kasus korupsi dapat keluar dari berbagai lembaga permasyarakatan (lapas) setelah mendapat remisi umum HUT RI.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sihabudin mengatakan, selain 32 napi kasus korupsi bebas, 551 koruptor juga mendapat remisi umum antara satu bulan dan tiga bulan. Akhir pekan ini, para narapidana itu juga akan kembali menikmati remisi khusus Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 H sesuai dengan agama yang dianutnya. Namun, Sihabudin mengaku tidak tahu siapa saja napi kasus korupsi yang mendapat remisi dan bebas hari ini.

Acara penyerahan remisi itu dilakukan di Lapas Klas I Cipinang, Jakarta, Jumat. Hadir dalam acara itu Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Wakil Menkum dan HAM Denny Indraya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan pejabat lain di lingkungan Kemenhuk dan HAM.

Amir mengatakan, pemberian remisi tidak dilakukan berdasarkan kategorisasi jenis pidana. Semua napi mendapat hak remisi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12/1995 tentang Permasyarakatan, PP Nomor 28/2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyaratakan, dan Kepres Nomor 174/1999 tentang Remisi.

Menurut Amir, PP Nomor 28/2006 sudah memberi pengetatan terhadap napi kasus korupsi, narkotika, dan terorisme. Namun, karena ada tuntutan masyarakat agar remisi untuk ketiga jenis pidana itu lebih diperketat, khususnya korupsi, maka tengah dilakukan revisi PP 28/2006 .

"Kita tengah proses harmonisasi PP 28/2006. SOP-nya sedang kami susun. Jadi, jangan sampai ada persepsi kami tinggalkan semangat itu (pengetatan remisi)," kata Amir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com