Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2012, 20:48 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Pemerintah memang ingin meningkatkan peran Perum Bulog dalam menstabilisasi harga. Namun, kata dia, bukan berarti Bulog menjadi importir tunggal.

"Nggak boleh yang tunggal-tunggal. Monopoli itu namanya. Selalu saja monopoli itu tidak menimbulkan kebaikan," sebut Hatta seusai menghadiri acara buka puasa di Kantor Menko Perekonomian, Rabu (15/8/2012) malam.

Diterangkan Hatta, Pemerintah menginginkan peran Bulog meningkat dalam hal menstabilisasi harga sejumlah komoditas. Kemungkinan komoditas yang ingin dijaga Pemerintah adalah gula dan kedelai.

"Ini sekarang G-20 sudah mengingatkan kemungkinan komoditi akan meningkat (atau) naik (harganya). Kita harus punya pangan untuk melakukan stabilisasi," tambahnya.

Namun demikian, rencana Pemerintah tersebut bukan berarti menjadikan Bulog sebagai importir tunggal. Menurut Hatta, importir tunggal sama saja dengan monopoli.

"Even negara pun jangan melakukan monopoli, tapi dia memiliki ruang untuk melakukan intervensi," tutur Hatta.

Intinya, jelas Hatta, Bulog harus mempunyai stok yang cukup untuk menstabilkan harga komoditas. Dengan stok yang cukup, pelaku usaha lainnya tidak berani untuk memainkan harga.

"Intinya itu. Sama kayak beras. Beras memang kita tidak mengizinkan untuk mengimpor selain Bulog. Karena kenapa? Karena kita melindungi petani kita," tandas Hatta.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, pemberian wewenang sebagai stabilisator harga dalam negeri harus didukung Pemerintah dengan memberikan alokasi impor lebih besar kepada Bulog.

"Begitu Bulog ditetapkan jadi badan penyangga, tentunya harus di-back up, kaitannya dengan impor. Tidak bisa Bulog diminta terjun bebas. Kalau impor dibebasin, ya pasti mereka (importir) sudah punya jaringan lebih luas," ujar Sutarto, di Jakarta, Senin (13/8/2012) lau.

Pihaknya menyadari saat ini struktur pasar sudah terbentuk dengan adanya beberapa importir yang menjadi pemain utama dalam perdagangan komoditas tertentu. Oleh sebab itu, Bulog meminta Pemerintah mengambil keputusan menyangkut jumlah yang dapat diimpor dan pengalokasiannya.

Disebutkan Sutarto, pemberian alokasi impor harus diikuti dengan kewajiban menyerap produksi dalam negeri baik oleh Bulog maupun importir. Lalu BUMN pangan ini pun berharap setidaknya dapat menyangga beras, gula dan kedelai pada 2014 dengan menguasai minimal 15 persen dari kebutuhan tiga komoditas tersebut untuk mengendalikan harga pasar.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com