Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Turun Tajam

Kompas.com - 09/08/2012, 02:28 WIB

Jakarta, Kompas - Hasil survei Centre for Strategic and International Studies bulan Juli 2012 menunjukkan, dukungan kepada Partai Demokrat turun tajam. Dukungan 21 persen dalam Pemilu 2009 dan adanya penurunan saat ini menjadi 11,1 persen merupakan indikasi hilangnya kepercayaan pemilih terhadap Partai Demokrat.

Kenaikan paling signifikan diperoleh Partai Golongan Karya, yakni 18 persen dukungan. Jumlah ini merupakan kenaikan 7,5 persen dari survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Januari 2012.

PDI-P juga naik dukungannya sebesar 3,8 persen dibandingkan survei CSIS Januari 2012 dari 7,8 persen menjadi 11,6 persen. Partai Nasional Demokrat sebagai partai baru juga menunjukkan potensi elektoral yang cukup baik karena mampu menyaingi partai-partai tengah.

Partai-partai Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional dalam survei belum lolos electoral threshold (ambang batas perolehan kursi) sebesar 3,5 persen.

Menurut pendiri CSIS, Harry Tjan Silalahi, suara untuk PKB bisa meningkat jika tokoh kiai yang penting di PKB bisa menyatukan. ”Seperti PKNU, Yenni Wahid dirangkul agar bersatu kembali, PKB bisa naik suaranya,” kata Harry, Rabu (8/8) di Jakarta.

Survei dilakukan di 32 provinsi pada 6-19 Juli 2012. Papua tidak disurvei karena pada saat itu situasi di Papua tidak aman. Jumlah sampel 1.480 orang dengan margin of error 2,55 persen pada confidence level 95 persen.

Pemilihan responden dilakukan acak bertingkat dari kelurahan hingga kepala rumah tangga. Proporsi jenis kelamin adalah 50 persen pria dan 50 persen perempuan. Proporsi responden desa-kota ditetapkan 50 persen dan 50 persen sesuai data Badan Pusat Statistik terbaru 2011.

Dalam survei yang sama didapati elektabilitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto meningkat paling tinggi, yakni 14,5 persen, disusul Megawati Soekarnoputri (14,4 persen), Jusuf Kalla (11,1 persen), Aburizal Bakrie (8,9 persen), dan Wiranto (4,1 persen).

”Dibanding survei Januari 2012, elektabilitas Prabowo meningkat 7,8 persen,” ujar Ketua Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Philips Vermonte.

Menurut Vermonte, persepsi publik mengenai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap lamban dan tidak tegas membuka ruang bagi calon yang menampakkan citra sebaliknya, yaitu keras dan tegas.

”Jawaban responden terhadap skenario dua calon antara SBY dan Prabowo memperlihatkan Prabowo dianggap sebagai alternatif SBY. Namun perlu dicatat, 31 persen responden menyatakan belum ada pilihan terhadap skenario ini. Prabowo masih harus bekerja keras. Ada tren popularitasnya meningkat, tetapi belum tentu menang,” katanya.(LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com