Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Lemah, Popularitas Prabowo Menguat Tajam

Kompas.com - 08/08/2012, 22:12 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persepsi masyakakat terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap lamban dan tidak tegas membuka jalan bagi calon pemimpin yang menampakkan citra sebaliknya, keras dan tegas. Sikap dari Presiden yang lamban mengambil keputusan dan tidak tegas menyelesaikan masalah semakin menguatkan popularitas Prabowo Subianto menjelang pemilihan presiden 2014 mendatang.

"SBY selama ini menjaga ritme sikap indecisive atau lamban dan tidak tegas menghadapi persoalan bangsa dan yang menyangkut rakyat. Hal itu pulalah yang membuka ruang bagi calon decesive atau keras dan tegas untuk menjadi pemimpin. Pemimpin tegas tersebut ada dalam diri Prabowo," ujar Kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional Centre For Strategic And International Studies (CSIS) Philips Vermonte di kantor CSIS, Gedung Jakarta Post, Jakarta, Rabu (8/8/2012) malam.

Hal tersebut merupakan hasil survei CSIS yang dimulai Februari 2012. Survei CSIS tersebut memperlihatkan indikasi dukungan masyarakat kepada Prabowo yang mulai signifikan. Puncak dukungan itu, kata Vermonte, tampak pada survei CSIS pada Juli 2012 yang memperlihatkan tren serupa. yaitu menguatnya dukungan untuk Prabowo.

Dalam survei tersebut, responden menganggap Prabowo adalah alternatif SBY yang dinilai gagal menyelesaikan persoalan rakyat dan bangsa. Dalam survei yang mengadu Prabowo dan SBY sebagai calon yang lebih layak memimpin Indonesia, 44 persen responden memilih Prabowo. Adapun SBY sebagai Presiden Indonesia saat ini hanya mendapatkan 18 persen suara, sementara 31 persen responden mengaku belum ada pilihan tepat, dan 7 persen tidak memilih keduanya.

"Popularitas SBY menurun tajam, buktinya Prabowo jauh mengungguli SBY. Itu karena sikap SBY sendiri, rakyat lebih memilih pemimpin tegas seperti Prabowo yang justru sedang dinantikan mereka. Tapi perlu dicatat juga bahwa 31 persen menyatakan belum ada pilihan terhadap skenario mengadu SBY dan Prabowo," papar Vermonte.

Berdasarkan pantauan CSIS, menguatnya dukungan terhadap Prabowo berimbas pula pada dukungan terhadap Partai Gerindra yang dipimpinnya. Selama Januari hingga Juli 2012, elektabilitas Prabowo naik dari 6,7 persen menjadi 14,6 persen. Adapun Gerindra mengalami peningkatan dari 3 persen menjadi 5,2 persen.

Tren dukungan calon presiden pada Prabowo jauh mengungguli Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Namun, jika pada 2014 nanti Prabowo mencalonkan sebagai presiden, Jusuf Kalla dan Megawati merupakan saingan terberat mantan Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI tersebut.

"Jika Prabowo dapat mempertahankan sikapnya yang tegas dan keras hingga 2014 mendatang, maka kepercayaan masyarakat padanya akan semakin besar," kata Vermonte.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com