Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Ajak Warga Kontrol Penyidikan Kasus Korlantas

Kompas.com - 06/08/2012, 19:07 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal (Pol) Timur Pradopo meyakinkan bahwa polisi siap menyidik kasus dugaan korupsi proyek simulasi roda dua dan roda empat ujian pembuatan surat izin mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri pada 2011. Timur mempersilakan masyarakat untuk mengontrol penyidikan kasus korupsi tersebut.

"Semua keterangan saksi, kalau ada bukti, ya kita tindak lanjuti. Masyarakat silakan kontrol," kata Kapolri seusai mengadakan pertemuan dengan para penasehat Polri di Gedung Mutiara, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2012).

Polri terus melakukan penyidikan setelah menetapkan lima tersangka dalam kasus tersebut. Sejumlah pihak menilai Polri sebaiknya berhenti menangani kasus itu karena Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penyidikan pada kasus yang sama. Masyarakat menilai kasus tersebut bukan pada masalah siapa yang lebih dulu menyelidiki dan menyidik kasus, melainkan masyarakat sulit percaya jika Polri juga menangani kasus yang melibatkan anggota institusinya sendiri.

Timur menegaskan, Polri akan berjalan menangani kasus korupsi secara transparan. "Saya kira intinya, saksi, barang bukti, ya kita tindak lanjuti. Kita transparan menangani itu," ujarnya.

Siang tadi Kapolri mengadakan pertemuan dengan para sesepuh Polri, antara lain mantan Kepala Polri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, Jenderal (Purn) Awaludin Djamin, dan Jenderal (Purn) Sutanto. Terlihat pula mantan Wakil Kepala Kepolisian RI Adang Daradjatun serta Ketua KPK periode pertama (2003-2007) Taufiqurrahman Ruki.

Menurut Timur, pertemuan dengan para purnawirawan tersebut dalam rangka silaturahim di bulan Ramadhan. Pertemuan itu sekaligus membahas kondisi Polri yang dikepung kasus dugaan korupsi di Korlantas. Sebelum pertemuan siang itu, Timur juga mengumpulkan 1.376 perwira menengah di Auditorium PTIK. Menurut Timur, dirinya hanya memberikan arahan sebagai pimpinan menjelang Operasi Ketupat di bulan Ramadhan.

Seperti diberitakan, Polri dan KPK sama-sama menangani kasus simulator ujian SIM. Kedua lembaga penegakan hukum itu memiliki tiga tersangka yang sama, yakni Wakil Kepala Korlantas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek. Dua lainnya adalah pemenang tender, yakni Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) Budi Susanto, dan saksi kunci dalam perkara itu, yakni Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukoco S Bambang.

Selain tersangka di atas, KPK juga menetapkan mantan Kepala Korlantas Irjen Djoko Susilo sebagai tersangka. Adapun Polri menetapkan Ketua Pengadaan proyek Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan dan Bendahara Korlantas Komisaris Legimo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Nasional
    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Nasional
    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    Nasional
    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Nasional
    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Nasional
    Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

    Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

    Nasional
    Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

    Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

    Nasional
    Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

    Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

    Nasional
    Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

    Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

    Nasional
    Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

    Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

    Nasional
    Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

    Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

    Nasional
    Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

    Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

    Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

    Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com