JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Pramono Anung menyakini terseretnya kader PDI-P Emir Moeis dalam kasus dugaan korupsi tidak akan menurunkan citra kader PDI-P Joko Widodo alias Jokowi menghadapi putaran kedua Pilkada DKI Jakarta pada September 2012 .
"Jokowi itu jadi kuat dan menang (putaran pertama) karena memang rakyat ingin perubahan, rakyat harapkan ada pemimpin yang baru. Makin dikait-kaitkan (dengan kasus Emir) makin populerlah (Jokowi)," kata Pramono di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (26/7/2012).
Pramono tak percaya ada upaya konspirasi untuk menjatuhkan Jokowi dengan mengangkat kasus proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan, Lampung, yang terjadi tahun 2004. Wakil Ketua DPR itu percaya bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja profesional.
Pandangan berbeda disampaikan politisi PDI-P lain, Eva Kusuma Sundari. Dia mengaku heran kasus itu diangkat pada saat mendekati putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
"Waktu penetapan status tersangka yang diungkap Wamenkumham Denny Indrayana sepertinya dipaskan dengan pilgub dan prosesnya supercepat dibanding kasus Hambalang yang menyangkut politisi partai penguasa. Tapi PDI-P mengedepankan penghormatan terhadap KPK," kata anggota Komisi III itu.
Seperti diberitakan, Jokowi dan pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama, bakal bertarung dengan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Keduanya menyingkirkan empat pasangan lain pada putaran pertama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.