Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayin Ditanya Pertemuan dengan Bupati Buol

Kompas.com - 26/07/2012, 16:08 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi mengajukan pertanyaan kepada Artalyta Suryani atau Ayin soal pertemuannya dengan Bupati Buol, Amran Batalipu.

Ayin diperiksa KPK di Singapura, Senin (23/7/2012), sebagai saksi terkait kasus dugaan suap kepada Bupati Buol, Amran Batalipu.

"Pernah ketemu enggak, dijawab 'enggak ada'," kata pengacara Artalyta, Tengku Nasrullah, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Nasrullah menjelaskan, kliennya menyampaikan kepada penyidik KPK bahwa dia tidak mengenal, apalagi pernah bertemu dengan Amran.

Ayin juga mengaku tidak kenal dengan dua petinggi PT Hardaya Inti Plantation (PT HIP), Gondo Sudjono dan Yani Anshori, yang ditetapkan KPK sebagai tersangka karena diduga menyuap Amran itu.

"Tidak pernah ketemu dan tidak ada urusan," ujar Nasrullah.

Meskipun mengakui bahwa Ayin pernah menjadi pemegang saham di PT Sonokeling Buana, Nasrullah menegaskan kliennya tidak lagi ikut campur dalam operasional perusahan tersebut.

Menurut dia, PT Sonokeling Buana dikelola anak Ayin, yakni Rommy Dharma Satiyawan. Hari ini, KPK memeriksa Rommy dan Direktur Utama PT Sonokeling Buana, Saiful Rizal, sebagai saksi dalam kasus yang sama.

"Sebelum kasus Bu Ayin yang pertama yang ketangkap dengan Jaksa Urip, 2007, semua sudah beralih ke anaknya," ungkap Nasrullah.

PT Sonokeling Buana juga mengantongi hak guna usaha perkebunan kelapa sawit di Buol, Sulawesi Tengah. Lahan perkebunan milik perusahan anak Ayin itu letaknya berdekatan dengan kebun PT HIP dan PT Cipta Cakra Murdaya (PT CCM), perusahaan yang disebut milik anggota Dewan Pembinan Partai Demokrat, Hartati Murdaya Poo.

Dalam kasus ini, dua petinggi PT HIP, yakni Yani Anshori dan Gondo Sudjono, diduga menyuap Amran terkait kepengurusan HGU di Buol. Informasi dari KPK menyebutkan bahwa petinggi PT HIP itu diduga diperintah Hartati untuk menyuap bupati.

Secara terpisah, Hartati membantah sebagai inisiator pemberian suap. Menurut dia, uang yang digelontorkan PT HIP ke Bupati Buol tersebut bukanlah suap, melainkan sumbangan sosial untuk warga Buol.

Hartati juga disebut pernah memberi bantuan kepada Amran untuk menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2012.

Bukan hanya Hartati, Nasrullah mengakui PT Sonokeling Buana juga membantu Amran dalam menghadapi pilkada. Perusahaan milik anak Ayin itu mengarahkan petani plasma untuk memilih Amran sesuai dengan permintaan Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com