Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Merasa Terancam

Kompas.com - 24/07/2012, 19:04 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil mengatakan, pihaknya terkejut dengan hasil survei Kompas yang menempatkan elektabilitas PKS berada di urutan keenam dengan angka 2,5 persen. Hasil survei itu dianggap sebagai ancaman, jika melihat syarat ambang batas parlemen atau parliamentary threshold di Undang-Undang Pemilu sebesar 3,5 persen.

"Bagi kami itu suatu ancaman kalau Mahkamah Konstitusi tidak mengabulkan judicial riview, PT tetap 3,5 persen," kata Nasir di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (24/7/2012).

Seperti diberitakan, berdasarkan hasil survei Kompas, Partai Demokrat masih berada pada urutan teratas dengan angka 12,8 persen. Di bawah posisi Demokrat adalah PDI-P sebesar 9,1 persen, diikuti Partai Golkar 6,9 persen, Partai Gerindra 6,4 persen, Partai Nasdem 4,5 persen, PKS 2,5 persen, PPP dan Hanura 1 persen, serta PKB 0,4 persen. Dari survei itu, sebanyak 30,8 persen responden belum menentukan pilihan, 15,3 persen tidak memilih, dan 7,3 persen tidak menjawab.

Nasir mengatakan, pihaknya menjadikan hasil survei itu untuk memperbaiki kekurangan partai. Menurut dia, faktor figur memang masih berperan penting meningkatkan elektabilitas partai. Meskipun demikian, menurut dia, ke depan pihaknya tidak akan menampilkan figur untuk kepentingan peningkatan elektabilitas dalam rangka menghadapi pemilu legislatif pada 2014 mendatang. PKS tetap akan membesarkan partai secara bersama-sama.

"Walaupun tidak bisa cepat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com