MATARAM, KOMPAS.com — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencoba mengenalkan kembali berbagai warisan budaya benda di Indonesia, demi meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam pelestarian benda cagar budaya. Pengenalan dilakukan dengan menggelar pameran benda cagar budaya bertema "Rekaman Jejak Budaya Bangsaku".
Ruang publik, seperti pusat perbelanjaan, bandar udara, atau ruang terbuka tempat berkumpul warga lokal akan diubah menjadi "ruang" pamer. Pusat perbelanjaan Mataram Mal di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi salah satu tempat untuk memamerkan beragam benda cagar budaya tadi, baik dalam bentuk fisik maupun berupa foto-foto benda berikut keterangannya.
Benda dan foto yang dipamerkan bukan hanya benda cagar budaya yang ada Provinsi NTB, melainkan juga benda cagar budaya dari daerah lain di Indonesia.
"Kami berupaya menjemput bola dengan menggelar pameran di mal. Karena saat ini pusat kegiatan warga banyak dilakukan di mal," kata Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Surya Helmi, pada acara pembukaan pameran "Rekaman Jejak Budaya Bangsaku" di plaza Mataram Mal, Minggu (22/7/2012).
Sebelum di Mataram Mal, pameran cagar budaya juga pernah dilakukan di Tunjungan Plaza (Surabaya, Jawa Timur) serta Mal of Indonesia dan Senayan City (Jakarta).
Helmi mengatakan, peran serta masyarakat untuk melestarikan cagar budaya mulai menggeliat, tetapi masih minim. Kalaupun ada yang bergiat melestarikan cagar budaya, biasanya hanya dilakukan masyarakat yang tinggal di kawasan cagar budaya favorit saja.
Kawasan cagar budaya menjadi terbengkalai ketika tidak ada wisatawan yang datang. Hal ini terjadi karena cagar budaya dianggap tidak bisa mendatangkan keuntungan ekonomi terhadap masyarakat sekitar sehingga mereka abai terhadap kawasan cagar budaya tersebut.
Pameran di Mataram Mal ini disusun dalam empat tema, yaitu mulai dari masa perkembangan kebudayaan prasejarah, masa Hindu-Buddha, masa kebudayaan Islam dan kolonial, hingga kebudayaan Nasional Indonesia.
Selain memamerkan koleksi museum negeri Nusa Tenggara Barat, pameran di satu-satunya pusat perbelanjaan besar di Mataram ini juga memajang koleksi dan foto benda cagar budaya dari daerah lain.
Benda cagar budaya lain dari kawasan NTB yang dipamerkan, antara lain, adalah makam Dantraha dan makam Tolobali dari Kesultanan Bima di Pulau Bima, Pura Lingsar di Kabupaten Lombok Barat, dan Istana Dalam Loka di kota Sumbawa Besar.
Selain itu dipamerkan pula situs purbakala dan cagar budaya lain dari kawasan Sangiran (Jawa Tengah), kawasan prasejarah Maros dan Pangkep (Sulawesi Selatan), temuan Situs Leang Bua di Flores (Nusa Tenggara Timur), kawasan megalitik Nias (Sumatera Utara), peninggalan Majapahit di Trowulan (Jawa Timur), dan situs percandian Muara Jambi (Jambi).
"Kelangsungan warisan budaya kita sangat bergantung pada perlakuan kita saat ini terhadap tinggalan tersebut. Upaya pelestarian yang kita lakukan sekarang akan berdampak pada keadaan warisan budaya Indonesia di masa depan," kata Helmi.
Cagar budaya sebagai warisan kebudayaan di masa lalu memiliki peran penting dalam membentuk kebudayaan Bangsa Indonesia. Helmi mengingatkan, keanekaragaman budaya Indonesia sekarang ini merupakan refleksi dari perkembangan sejarah kebudayaan di masa lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.