JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, masyarakat Indonesia terbilang apatis terhadap partai politik (parpol). Hal itu sangat beralasan mengingat skandal megakorupsi tak jarang melibatkan para politisi beserta partainya.
Namun, Ketua Mahkamah Konsitusi Mahmud MD masih menaruh harapan kepada parpol. Menurutnya, Indonesia yang kini memasuki alam demokrasi sangat aneh apabila tiada parpol. Bahkan ia menegaskan lebih baik ada partai yang buruk sekalipun ketimbang tidak ada parpol sama sekali.
"Lebih baik ada partai yang buruk daripada tidak ada partai politik sama sekali," kata Mahmud MD, di Hotel The Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (17/7/2012) malam.
Mahfud mengajak membayangkan bagaimana negara demokrasi tanpa parpol, yang dipandang sebagai pilar demokrasi. Ia mengakui memang kenyataannya parpol sedang tidak sehat hari-hari ini. Namun, yang perlu dilakukan adalah mendorong agar parpol bisa berada dalam kondisi baik. Tentunya melalui mekanisme yang juga baik.
"Kita memang sedang tidak happy dengan partai politik. Kalau parpolnya enggak bagus kita dorong biar bagus. Parpol harus ada. Lebih baik ada parpol yang jelek daripada enggak ada parpol," tutur Mahfud MD.
Ia mengatakan, penyebab parpol kurang sehat disebabkan sifatnya yang elitis. Sering terjadi atasan "menindas" bawahan. Ketua umum atau pimpinan partai yang dihasilkan kongkres selalu diasumsikan yang paling terbaik. Padahal, dalam kongres terbongkar ada praktik-praktik tak etis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.