Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Pajak: Penangkapan Bukti Reformasi Berjalan

Kompas.com - 12/07/2012, 19:12 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengatakan, terus tertangkapnya pegawai pajak terkait kasus korupsi menjadi bukti bahwa reformasi di internal Ditjen Pajak telah berjalan. Menurut Fuad, pihaknya terbuka agar seluruh oknum di kantor pajak hilang.

"Kalau hari ini atau besok ada lagi orang pajak yang tertangkap, itu justru bagian dari reformasi. Kalau dulu enggak banyak ketangkap, bukan berarti dulu lebih bersih dari sekarang," kata Fuad saat rapat dengan Panja Pemberantasan Mafia Hukum dan Pajak Komisi III DPR di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2012).

Fuad mengatakan, sorotan miring terhadap Ditjen Pajak selama ini lantaran media hanya terus mengangkat penyimpangan di kantor pajak. Akibatnya, kata dia, muncul persepsi publik bahwa kondisi kantor pajak sangat parah dan seluruh pegawai pajak bekerja seperti Gayus Tambunan.

"Reformasi yang dilakukan selama ini sudah ada hasilnya, banyak. Tapi persoalannya kalau kami ceritakan di media, enggak pernah masuk. Semua progres yang kami lakukan bukan bahan yang bisa dijual di media. Bukan salahnya media juga," kata dia.

Fuad berharap agar semua pihak, khususnya para politisi di Komisi III, menyambut baik jika ada penangkapan pegawai pajak nantinya. Pasalnya, kata dia, tidak mungkin semua pegawai pajak yang berjumlah 32.000 bekerja layaknya malaikat. Menurut dia, pasti ada yang melakukan penyimpangan.

"Kalau kami tangkap lagi jangan kami dihujat terus. Nanti kami enggak mau tangkap lagi supaya seolah-olah enggak ada lagi yang nakal. Justu kami terbuka supaya takut yang lain. Mudah-mudahan dengan kita tangkap-tangkap terus, lama-lama pasti berhenti," ucapnya.

Ke depan, lanjut Fuad, pihaknya dengan lembaga penegak hukum seperti KPK, kepolisian, dan kejaksaan akan membangun whistle blower's system agar penangkapan dapat dilakukan tak lama setelah penyimpangan terjadi.

"Enggak tunggu seperti Gayus yang empat tahun setelah melakukan penyimpangan baru ketangkap. Uangnya sudah terkumpul puluhan miliar rupiah. Tantangan buat kita bagaimana bisa tangkap dengan cepat," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com