JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengaku tak setuju jika metode penghitungan cepat atau quick count dijadikan acuan untuk menentukan hasil Pilkada DKI Jakarta.
"Dari dulu saya kurang setuju adanya quick count. Itu jadi gambaran saja," kata Megawati ketika ditemui di kediamannya, di daerah Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (11/7/2012).
Megawati mengatakan, pengalaman Pilkada mau pun pemilu nasional sebelumnya, hasil quick count itu dijadikan bahan untuk menyerang psikologis pasangan lawan bahwa seolah-olah hasil quick count itu lah yang sebenarnya. Sebaiknya, kata dia, semua pihak menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum.
Mantan Presiden kelima RI itu mengaku optimistis jika pasangan Joko Widodo alias Jokowi dan Basuki Tjahja Purnama memenangkan Pilkada ini. Adapun, mengenai koalisi jika terjadi pemungutan suara dua putaran, menurut dia, akan dibicarakan di DPP.
Megawati juga mengkritik masih adanya kelemahan dalam penyelenggaraan Pilkada, seperti masalah daftar pemilih tetap. Menurut Megawati, KPU DKI Jakarta seharusnya sudah menyelesaikan berbagai persoalan itu jauh sebelum pemungutan suara.
"Kalau ingin terjadi Pilkada yang baik, jauh hari sudah harus dilakukan. Pemilu itu kan lima tahun sekali, masa enggak banar-benar dari reformasi. Jadi saya kira ini yang harus diselesaikan. Pemilukada atau pemilu nasional nanti barus lebih baik," kata Megawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.