Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Sepeda Motor Petugas KPK Dilindas

Kompas.com - 09/07/2012, 01:51 WIB

Selasa, 26 Juni 2012. Mobil yang diduga dikendarai Bupati Buol Amran Batalipu menabrak dan melindas sepeda motor yang dinaiki petugas KPK. Petugas KPK itu bermaksud mencegat Amran yang baru saja menerima suap Rp 3 miliar dari petinggi PT Hardaya Inti Plantations, Yani Anshori dan Gondo Sudjono.

Petugas KPK tak menyerah setelah sepeda motor mereka dilindas. Mereka terus mengejar dalam dua tim. Satu tim menuju rumah pribadi dan tim lain menuju rumah dinas bupati.

Tim yang tiba di kediaman pribadi Amran tak mendapati keberadaannya. Amran didapati menuju rumah dinas. Namun, KPK memilih menunda menangkap. Di rumah dinas itu, pendukung Amran berkumpul. Sebagian membawa senjata.

Unsur pimpinan KPK memerintahkan petugas KPK, yang hendak menangkap Amran di rumah dinasnya, menarik diri. Buol memiliki sejarah kaos antara warga dan aparat tahun 2010. Warga sipil tewas dalam kerusuhan tersebut. KPK memilih menarik diri untuk sementara waktu karena tak ingin terjadi kerusuhan hanya gara-gara menangkap Amran di saat tidak tepat.

Berbekal pengalaman mendapat perlawanan, KPK merencanakan menangkap Amran di kesempatan lain. Kesempatan itu datang saat pemungutan suara Pilkada Buol baru saja usai.

KPK bergerak cepat untuk upayanya menangkap Amran. Melihat potensi perlawanan, KPK minta bantuan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Polri mengirimkan tim dari Markas Komando Brigade Mobil (Brimob), Kelapa Dua, Depok, untuk membantu operasi KPK.

Waktu yang dipilih Jumat (6/7) pukul 03.30. KPK bersama tim dari Brimob Kelapa Dua tiba di Buol sehari sebelumnya. Waktu operasi penyergapan dipilih dini hari karena rumah dinas Amran masih dijaga sebagian pendukungnya.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, di sekeliling rumah dinas ada tenda-tenda yang didirikan pendukung Amran untuk berjaga-jaga. Saat Amran disergap, pasukan Brimob yang membantu KPK menemukan sejumlah senjata tajam di tenda-tenda tersebut.

”Karena dini hari, jumlah pendukung Amran hanya sedikit dan mereka tak bisa berbuat banyak karena rumah Amran sudah dikelilingi Brimob,” kata seorang pejabat KPK.

Setelah area sekeliling rumah dinas diamankan, petugas KPK masuk ke rumah. Pintu rumah Amran diketuk beberapa kali. Karena tak ada jawaban, pintu didobrak. Kepada Amran yang terjaga, surat penangkapan langsung ditunjukkan. Tanpa perlawanan berarti, Amran ditangkap. Proses penangkapannya tak sampai lima menit.

Dengan tangan diborgol, Amran digelandang ke Gedung KPK di Jakarta. Sandal jepit alas kakinya. Baju tahanan khusus KPK menggantikan baju tidur saat penangkapannya. Tak ada jejak bupati di tubuhnya.

(KHAERUDIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com