Jakarta, Kompas
Moeslim masuk rumah sakit itu sejak Rabu malam lalu setelah beberapa hari sebelumnya sering mengeluh rasa sakit di dada kepada beberapa temannya, yang lima tahun terakhir ini sering berkumpul bersama.
Kamis malam, di depan rekan-rekannya di Gedung A Lantai 3 Nomor 303 RSCM, Moeslim batuk-batuk dan ingin muntah. Ketika telapak kakinya dipijit oleh istrinya, Lili Agus Hidayati, dan rekan-rekannya, Moeslim hanya mengatakan, ”Saya kepingin muntah, tetapi tidak bisa-bisa.”
Moeslim lahir di Lamongan, Jawa Timur, 8 Agustus 1947. Pernikahannya dengan Lili Agus Hidayati membuahkan dua putri yang masih menuntut ilmu di Amerika Serikat, Ika Laili Rahmawati dan Liana Ade Rahmawati. Ia memperoleh gelar doktor antropologi budaya dari Fakultas Antropologi University of Illinois-Urbana Champaign, Amerika Serikat, tahun 1999.
Teman dekat presiden keempat RI Abdurrahman Wahid dan budayawan Islam, Nurcholish Madjid, ini dikenal senang bercanda. ”Tolong ya kalau saya meninggal ramaikan tempat pemakaman saya oleh banyak peziarah supaya banyak orang kecil bisa mendapat rezeki dari berdagang kecil-kecilan di situ,” begitu ucapannya yang akhir-akhir ini sering dilontarkan dengan penuh canda.
Terakhir kali Moeslim tampil di publik saat menjadi moderator diskusi seusai menonton film Soegija yang disutradarai Garin Nugroho di Jakarta, 21 Juni.
Selain Garin, hadir dalam diskusi itu antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Teten Masduki, pendiri dan CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah, anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ganjar Pranowo, mantan Komisioner Komnas HAM Zoemrotin, dan Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama.
Dalam diskusi itu disadari dan ditertawakan mentalitas benalu sebagian besar politisi saat ini. Moeslim saat itu bertanya kepada Ganjar sambil mengkritik, ”Kenapa orang pintar dan punya komitmen yang jelas dalam berpolitik tidak berkuasa di Indonesia?”
Sebelum dimakamkan Sabtu ini, jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Taman Sari Persada Raya Blok VII No 15, Jatibening, Bekasi.