Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei JSI: Masyarakat Ingin Pilkada Satu Putaran

Kompas.com - 06/07/2012, 19:36 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei, Jaringan Suara Indonesia (JSI) merilis hasil survei yang dilakukannya terkait prediksi Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.

Dari hasil survei itu diketahui bahwa masyarakat menginginkan pilkada hanya berlangsung satu putaran. Survei dilakukan dengan metodologi pengumpulan data pada tanggal 28 Juni - 2 Juli 2012.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah multistage random sampling dengan jumlah sampel mencapai 1200 orang. Sampel yang digunakan tersebar di semua wilayah Jakarta kecuali warga Kepulauan Seribu yang tidak diikutsertakan dalam survei ini.

Survei dilakukan dengan melakukan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini sebesar +/- 2,9 persen.

Dari pertanyaan "Menurut Ibu/Bapak, apakah pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta periode 2012-2017 sebaiknya berlangsung satu putaran atau dua putaran?", sebanyak 87,3 persen responden memilih pilkada 1 putaran.

Sementara 7,5 persen memilih dua putaran sedangkan 5,2 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. "Suara itu akan menjadi satu bandul yang menentukan pilkada itu satu putaran atau dua putaran. Dalam beberapa analis lain kita, banyak publik yang bergairah ingin mengarah satu putaran," ungkap Direktur Eksekutif JSI, Widdi Aswindi, Jumat (7/7/2012), dalam jumpa pers di Hotel Mulia, Jakarta.

Menurut Widdi, calon yang akan memenangi Pilkada satu putaran adalah kandidat nomor 1, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli karena tingkat dukungan kandidat-kandidat lain masih jauh di belakang Foke.

Kendati tingkat dukungan kuat, tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan JSI, tingkat dukungan Foke-Nara tidak mencapai angka 50 persen+1, yakni 49,6 persen.

Widdi menilai sokongan suara untuk Foke bisa jadi didapat dari undecided voters yang jumlahnya mencapai 21,1 persen.

Jumlah itu terdiri dari responden yang tidak tahu memilih siapa sebanyak 3,7 persen, responden yang belum memutuskan 6,9 persen, dan responden yang merahasiakan pilihannya 10,5 persen.

"Undecided voters ini akan lari ke pasangan nomor satu," ucap Widdi.

Jika ternyata nantinya terjadi putaran kedua, Widdi menilai hal ini justru memberatkan kandidat lain. Pasalnya, dari tingkat dukungan terhadap pasangan calon, jarak antara Foke-Nara ke kandidat lainnya terpaut jauh.

Misalnya, Jokowi-Ahok 15,8 persen sementara Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini 6,4 persen dan Alex Noerdin 4,3 persen.

Kandidat cagub dari jalur independen berbagi di posisi keempar dan kelima yakni Faisal Basri-Biem Benyamin 1,9 persen dan Hendardji Soepandji-Riza Patria 1,0 persen.

Dilihat dari tren tingkat dukungan, pasangan Foke-Nara juga masih mendominasi. "Elektabilitas pasangan Foke-Nara cenderung naik terus, bahwa dia punya peluang lebih besar dibandingkan dengan kandidat lain," pungkas Widdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com