Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Bupati Buol Harus Terborgol?

Kompas.com - 06/07/2012, 15:19 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski wacana agar tersangka korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi mengenakan baju khusus bertuliskan "tahanan korupsi" telah lama, tetapi baru Bupati Buol Amran Batalipu yang akan mengenakannya pertama kali.

Tak hanya mengenakan baju tahanan khusus, Amran rencananya juga tetap terborgol saat dibawa menuju gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jalan HR Rasuna Said Kav C-1 Kuningan, Jakarta Selatan, nanti malam.

Mengapa Amran menjadi tersangka korupsi pertama di KPK yang mengenakan baju khusus bertuliskan "tahanan korupsi" dan tangan terborgol saat digelandang ke kantor KPK? Ada beberapa kemungkinan alasannya.

Amran adalah satu dari sekian banyak tersangka korupsi yang melawan saat hendak ditangkap KPK. Saat petugas KPK hendak menangkap Amran seusai menerima uang suap dari petinggi PT Hardaya Inti Plantations Yani Anshori, 26 Juni lalu, dia mencoba melawan upaya penangkapan tersebut. Bahkan, sepeda motor yang digunakan petugas KPK untuk mencegat Amran ditabrak oleh mobil yang dikendarai Bupati Buol tersebut.

Tak hanya itu, seusai insiden penabrakan sepeda motor yang ditumpangi petugas KPK, Amran langsung kabur menuju rumah dinasnya. Di sana ternyata Amran telah mempersiapkan diri dari kemungkinan penangkapan KPK.

Massa pendukungnya telah berkumpul di sekitar rumah dinas Bupati Buol, tempat Amran sementara bersembunyi dari kejaran petugas KPK. Massa ini di antaranya ada yang membawa senjata tajam dan siap bentrok dengan siapa pun yang mencoba menangkap Amran.

Merasa tidak terlalu menguntungkan dan bisa timbul korban dari warga masyarakat yang tak bersalah, petugas KPK mengurungkan niat untuk menangkap Amran saat itu.

Salah seorang pimpinan KPK kepada Kompas mengatakan, "Masih ada banyak waktu menangkap Amran." Saat itu juga dia mengatakan, Amran akan ditangkap setelah kampanye pilkada Buol selesai.

Menurut dia, ada sejarah chaos yang terjadi di Buol. Pada tahun 2010 lalu sempat terjadi kerusuhan di daerah ini dan mengakibatkan warga sipil tewas. KPK tak mau mengambil risiko terjadi chaos jika memaksakan menangkap Amran saat itu juga.

Akhirnya dipilih waktu penangkapan pada Jumat dini hari, sekitar pukul 04.00 waktu Indonesia tengah. Tim KPK pun tak datang sendirian untuk menangkap Amran kali ini. Selain di-back up khusus oleh aparat kepolisian setempat, baik dari Polres Buol maupun Polda Sulteng, KPK juga dibantu oleh satu tim yang berangkat bersama dari Markas Komando Brigade Mobil, Kelapa Dua, Depok.

Tim KPK bersama tim dari Brimob Kelapa Dua telah tiba di Buol sejak Kamis kemarin. Operasi penangkapan pada subuh itu pun akhirnya berjalan mulus tanpa perlawanan berarti.

Risiko menangkap Amran dan pengalaman petugas KPK yang hampir dicederai saat menangkap Bupati Buol tersebut rupanya dipikirkan betul oleh KPK.

Salah seorang pejabat di KPK kepada Kompas mengatakan, penabrakan oleh mobil yang dikendarai Amran terhadap sepeda motor petugas KPK membuat marah KPK. Hal ini rupanya dihitung betul sehingga KPK tak mau ada lagi risiko yang membahayakan keselamatan jiwa petugasnya.

Amran pun akhirnya digelendang sampai Jakarta dengan tangan tetap terborgol. Dia bakal mengenakan seragam khusus bertulis "tahanan korupsi" saat dipamerkan ke khalayak nanti malam.

Seperti kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Jumat siang ini, "Baju tahanan dan borgol (untuk Amran) OK."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com