JAKARTA, KOMPAS.com - Imparsial menilai pembelian 100 tank Leopard adalah kebijakan pemerintah yang tidak tepat mengingat anggaran negara terbatas dan wabah krisis ekonomi global yang menghantui dunia. Selain itu, pembelian Leopard bukanlah sebuah kebutuhan pokok TNI dan hanya menghamburkan uang karena kondisi geografis Indonesia tidak mendukung performa tank tersebut.
"Pembelian tank Leopard adalah tindakan yang menghamburkan uang saja. Banyak kendala operasional yang akan dihadapi jika nanti digunakan di Indonesia, baik itu kendala geografis, infrastruktur, serta komponen pendukung lainnya yang kami nilai belum siap," ujar Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti, Kamis (05/07/2012) di Jakarta.
Imparsial mendesak pemerintah untuk berhati-hati dan lebih cermat dalam mengalokasikan anggaran untuk pertahanan. Pemerintah harus membuat skala prioritas yang bertahap dan berjenjang dalam melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Poengky juga menyinggung transparansi dan akuntabilitas sektor pertahanan yang masih belum baik dan patut untuk dipertanyakan oleh banyak pihak.
"Pembelian alutsista harus benar-benar didasarkan atas kebutuhan objektif pertahanan Indonesia dan bukan pada kebutuhan politis, apalagi hanya ditujukan untuk mencari keuntungan segelitir kelompok elite pemerintah. Setiap pembelian alusista baru harus menjunjung tinggi transparansi sebagai upaya pencegahan tindak korupsi dalam praktek pembelian alutsista tersebut," kata Poengky.
Meskipun begitu, Imparsial menyadari bahwa TNI memang memerlukan penguatan matra darat. Namun, pemerintah harus mencermati kondisi geografis Indonesia. Imparsial menyarankan kepada pemerintah untuk menambah kekuatan kavaleri TNI dengan jenis tank medium dan ringan. Terlebih jauh lagi jika hal tersebut ditunjang dengan keinginan pihak industri pertahanan dalam negeri yang juga akan mengembangkan pembuatan tank ringan dan medium bekerja sama dengan beberapa industri pertahanan negara lain.
"Penambahan tank medium dan ringan akan jauh lebih efektif dan bermanfaat daripada 100 tank berat yang sulit akan dioperasikan di Indonesia karena terkendala kondisi alam Indonesia yang tidak mendukung jenis tank berat, seperti Leopard," kata Poengky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.