JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk dapat menyita aset Bank Century di Hongkong, Kejaksaan Agung membutuhkan fatwa dari Mahkamah Agung. Fatwa tersebut akan dijadikan perintah perampasan aset sebesar Rp 6 triliun itu kepada otoritas Hongkong.
"Selama ini kan harus dilaporkan kepada MA dulu. Baru MA akan nanti membicarakan mengeluarkan semacam fatwa atau apa," kata Wakil Jaksa Agung Darmono di Gedung Kejaksaan Agung, Selasa (3/7/2012).
Aset tersebut belum dapat dibawa ke Indonesia lantaran otoritas Hongkong menganggap keputusan Pengadilan Jakarta Pusat belum bisa diartikan sebagai perintah perampasan. Pemerintah Indonesia diminta mengacu pada sistem hukum di Hongkong. Menurut Darmono, hal tersebut telah dikoordinasikan dengan MA dan menunggu fatwa dari MA, yang akan dijadikan perintah untuk bisa merampas aset tersebut.
"Jadi, harus ada semacam fatwa atau apa yang akan dijadikan sebagai dasar penetapan secara khusus yang bersifat perintah perampasan aset," ujar Darmono.
Aset Bank Century yang belum disita dari Hongkong di antaranya berupa uang tunai Rp 86 miliar serta surat berharga senilai 388 juta dollar AS dan 650.000 dollar Singapura. Jika ditotal, nilai aset tersebut lebih dari Rp 6 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.