ALJAZAIR, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dalam acara ramah tamah dengan Warga Negara Indonesia di Aljazair, Minggu (1/7/2012) menegaskan, akan memutuskan pada tahun 2013 tentang masalah calon wakil presiden (cawapres) dirinya.
"Sekali lagi saya tegaskan, saya ini tidak ada potongan dan jahitan sebagai capres atau cawapres. Bahwa sekarang ada yang menyebut nama saya dan menawari saya, saya tidak tergoda awalnya. Tapi lama-lama semakin banyak yang menyebut, saya sempat tergoda juga. Namun, saya akan tetap konsisten dengan tugas saya, dan saya baru akan putuskan semua di tahun 2013," tegas Mahfud di depan puluhan WNI yang bekerja di Aljazair. Demikian keterangan pers KBRI Alger yang diterima Kompas seperti dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd. Rahman, dari Kairo -Mesir.
Menurut dia, setidaknya ada tiga opsi yang akan dia sampaikan nanti di tahun 2013.
"Opsi pertama, tentu saya yang tidak punya potongan ini tidak mau dan tidak siap. Opsi kedua, kalau dipaksa-paksa dan saya merasa ada kandidat yang layak jadi pemimpin, saya harus menghormati dan mendukungnya. Dan opsi ketiga, jika saya merasa tidak mampu dan saya melihat ada calon yang pas dan layak, saya akan membuat barisan dengan teman-teman untuk mendukung calon tersebut. Itu opsi-opsinya, namun untuk kepastiannya, tunggu saya selesaikan tugas dulu di MK," terang Mahfud.
Mahfud menegaskan, sebagai hakim dia dilarang membuat keputusan politik dan kebijakan yang mengarahkan pada posisi politiknya di masa mendatang. Namun, jika suara itu berasal dari luar dan merupakan aspirasi, tentu dalam negara demokrasi dia tidak boleh melarangnya, apalagi menghalanginya.
Tentang pemimpin mendatang, Mahfud menegaskan, perlunya kepemimpinan yang bersih dan berani di pemilu 2014 mendatang.
"Kalau ada calon yang bersih tapi tidak berani, ya buat apa? sebaliknya, kalau ada calon yang berani tak tidak bersih, itu malah bahaya. Karena itu, dua slogan dan jargon di atas, yaitu bersih dan berani itu wajib dimiliki oleh calon pemimpin mendatang kalau mau menyelesaikan problematika di Indonesia," terang Mahfud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.