Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maju di Pilpres, Kader Golkar Akan Dipecat

Kompas.com - 30/06/2012, 19:08 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kader Partai Golkar, selain Aburizal Bakrie alias Ical, yang mencalonkan diri sebagai calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilu 2014 dengan kendaraan partai politik lain akan dipecat dari keanggotaan Partai Golkar.

Keputusan itu diambil dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar ke III di Bogor, Sabtu (30/6/2012). Hadir dalam Rapimnas itu yakni Ical selaku Ketua Umum Partai Golkar, Ketua Dewan Pembina Golkar Akbar Tanjung, dan para petinggi Golkar lainnya.

"Kepada seluruh kader dilarang mencalonkan diri menjadi calon presiden dan wakil presiden di luar Partai Golkar. Apabila dilanggar aturan itu, kepada yang bersangkutan akan diberhentikan dari keanggotaan partai," kata Ketua Komisi A bidang Organisasi Partai Golkar Freddy Latumahina saat menyampaikan keputusan Rapimnas.

Freddy mengatakan, keputusan lain yakni pemberian sanksi kepada seluruh pimpinan partai Golkar di daerah dan politisi Golkar di parlemen yang tidak bertindak sebagai tim pemenangan atau tidak proaktif dalam pemenangan Ical sebagai capres.

Seperti diketahui, Rapimnas telah resmi menentapkan Ical sebagai capres Golkar. Penetapan itu setelah mendengarkan pandangan dari pengurus pusat dan daerah serta pengurus organisasi massa yang mendirikan Golkar dan didirikan Golkar. Mereka mengaku mendukung Ical sebagai capres.

Freddy menjelaskan, dua keputusan itu diambil setelah pihaknya belajar pengalaman pilpres pascareformasi. Kader Golkar bebas maju dalam pilpres dengan kendaraan parpol lain. Kader hanya dinonaktifkan dari kepengurusan atau jabatan politik.

"Tidak pernah solid makanya calonnya tidak pernah berhasil. Untuk memenangkan capres, partai harus solid," kata Freddy.

Pengalaman pilpres sebelumnya, kader Golkar Jusuf Kalla pernah maju sebagai cawapres mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono di Pemilu 2004. Kader Golkar lain yakni Siswono Yudohusodo menjadi cawapres mendampingi Amien Rais.

Padahal, Golkar ketika itu mengusung pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid. Saat itu, Wiranto dipilih melalui mekanisme konvensi. Akhirnya, Yudhoyono-Kalla menjadi pemenang pemilu 2004 .

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari berharap partai tak memecat kader yang maju dalam pilpres melalui parpol lain. Pasalnya, menurut dia, setiap orang memiliki hak dipilih dan memilih.

Apakah itu sudah dipertimbangkan? "Sudah kita pertimbangkan hak memilih dan dipilih. Kalau kita bicara hak politik, mencalonkan diri lewat partai lain, yah berhenti dulu dari Partai Golkar. Jadi statusnya bukan anggota partai dulu," jawab Ketua Pemenangan Wilayah Maluku dan Papua itu.

Meski demikian, kata Freddy, kader yang diberhentikan itu tetap memiliki hak untuk melakukan pembelaan. Langkah membela diri itu, kata dia, dilakukan di forum musyawarah nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com