JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengaku belum menerima surat panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk pemeriksaan Rabu (27/6/2012) besok. KPK menjadwalkan pemeriksaan Anas terkait penyelidikan proyek pembangunan pusat pelatihan olahraga Hambalang, Jawa Barat. "Kami malah baru tahu soal itu. Yang bilang siapa?" kata pengacara Anas, Firman Wijaya, saat dihubungi, Selasa, (26/6/2012).
Menurut Firman, pihaknya belum bisa memastikan apakah Anas akan menghadiri pemeriksaan KPK besok atau tidak. "Apa alasannya dipanggil juga kami belum tahu makanya belum bisa bicara apa-apa," lanjut Firman.
KPK menjadwalkan pemeriksaan Anas terkait Hambalang, besok. Pemeriksaan Anas dalam penyelidikan proyek Hambalang ini sudah direncanakan sejak Maret lalu. Peran Anas dalam proyek Hambalang pertama kali diungkapkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dalam sejumlah kesempatan. Nazaruddin mengatakan kalau Anas lah yang mengatur proyek tersebut. Mantan anggota DPR itu bahkan menyebut hasil korupsi proyek itu digunakan Anas untuk biaya pemenangannya dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010.
Pernyataan Nazaruddin ini pun dibantah Anas. "Yakinlah, Rp 1 (serupiah) saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas (Monumen Nasional di Jakarta)," kata Anas, menolak tudingan terlibat korupsi proyek Hambalang tersebut.
Adapun penyelidikan kasus pembangunan pusat olahraga Hambalang ini berawal dari temuan KPK saat melakukan penggeledahan di kantor Grup Permai milik Muhammad Nazaruddin beberapa waktu lalu terkait penyidikan kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games. Dalam kasus suap wisma atlet SEA Games, Nazaruddin divonis empat tahun 10 bulan penjara.
Sejauh ini KPK telah memeriksa 70 orang terkait penyelidikan Hambalang. Salah satu orang yang diperiksa adalah istri Anas, Athiyyah Laila. Athiyyah diperiksa dalam kapasitasnya sebagai mantan pengurus di PT Dutasari Citralaras. PT Dutasari Citralaras merupakan salah satu perusahaan yang menjadi subkontraktor PT Adhi Karya dalam proyek Hambalang. Perusahaan itu dipimpin Mahfud Suroso, orang dekat Anas.
Selain Athiyyah, mereka yang diperiksa antara lain, Direktur Utama PT Duta Graha Indah (PT DGI) Dudung Purwadi; Manajer Pemasaran PT DGI Mohamad El Idris; mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam; Kepala Badan Pertahanan Nasional Joyo Winoto; anggota Komisi II DPR asal Fraksi Partai Demokrat, Ignatius Mulyono; pejabat PT Adhi Karya, Mahfud Suroso, dan Sekretaris Departemen Pemuda dan Olahraga DPP Partai Demokrat, Munadi Herlambang.
Terkait penyelidikan Hambalang, Jumat pekan lalu KPK kembali melakukan gelar perkara atau ekspose. Hasilnya, masih perlu mendalami penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah pihak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.