Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Rajasa: Belum Berarti Indonesia Gagal

Kompas.com - 23/06/2012, 01:46 WIB

Rio de Janeiro, Kompas-  Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyanggah pemberitaan yang menyatakan Indonesia termasuk dalam kelompok negara gagal atau menuju negara gagal. Apabila tuntutan sebagian besar bangsa Indonesia terus meningkat dan belum terpenuhi, belum berarti Indonesia gagal.

”Dulu saya ketika masih anak-anak kalau makan telur ayam satu butir dibagi empat dengan saudara-saudara saya. Namun, sekarang kalau hanya satu terasa kurang. Ini bukan berarti negeri saya gagal memenuhi kebutuhan dua telur bagi saya, tetapi tuntutan hidup saya atau kebanyakan orang di Indonesia meningkat,” ujar Hatta di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (21/6) malam waktu setempat atau Jumat.

Hatta mengatakan hal tersebut menanggapi publikasi Indeks Negara Gagal (Failed States Index/FSI) 2012 yang menempatkan Indonesia di urutan ke-63 dari 178 negara. Indonesia masuk kategori negara dalam bahaya.

Wartawan Kompas J Osdar dari Rio de Janeiro melaporkan, Hatta juga mengaitkan banyaknya pengamat yang terlalu mudah menjelek-jelekkan pemerintah atau negaranya sendiri di luar negeri. ”Untuk membangun negeri ini perlu sikap dan pemikiran positif. Kita ini bagaikan sedang berlayar dalam satu kapal. Kalau ada badai, janganlah kita ikut berusaha membuat kapal itu tenggelam dengan menyiarkan hal-hal buruk tentang negeri ini,” ujarnya.

Ia juga mengkritik siaransiaran televisi yang kini ditangkap di luar negeri yang memuat siaran-siaran buruk. ”Itu, kan, sama saja dengan memercik air di dulang, tepercik muka sendiri,” ujar Hatta yang sedang mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 di Rio de Janeiro.

Menurut Hatta, kini semakin banyak pemimpin negara lain yang memuji kemajuan ekonomi Indonesia. ”Di dua KTT yang kami ikuti bersama, yakni KTT G-20 dan KTT Rio+20, kami dipuji dalam menghadapi krisis ekonomi global dan meningkatnya kelas menengah yang sangat pesat,” ujarnya.

Segera benahi

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego, di Jakarta, Kamis, mengatakan, pemerintah sebaiknya tidak perlu menyangkal publikasi yang menyebut Indonesia termasuk dalam negara gagal. Justru publikasi tersebut harus memicu Indonesia untuk segera membenahi berbagai hal yang dianggap gagal.

”Bahwa Indonesia masuk dalam publikasi itu harus direnungkan. Pemerintah tidak perlu melakukan eufemisme atau penghalusan dengan mengatakan bahwa Indonesia bukan negara gagal, melainkan negara yang sedang membangun,” kata Indria.

Menurut Indria, yang harus dilakukan segera untuk menjawab publikasi tersebut adalah dengan melakukan pembenahan, misalnya penegakan hukum tak perlu diperdebatkan. Hukum di Indonesia dikenal tajam ke bawah, tetapi tumpul ke atas. Ketidakadilan semacam inilah yang dirasakan warga masyarakat. Persoalan minoritas dan mayoritas juga tidak kunjung tuntas.

(lok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com