Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III Tak Berniat Tahan Gedung Baru KPK

Kompas.com - 22/06/2012, 14:46 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Nasir Djamil menyatakan, pihaknya tidak berniat menahan atau tidak menyetujui usulan pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Nasir, Komisi III tengah mempertimbangkan berbagai hal sebelum menyetujui.

"Tidak ada niat Komisi III untuk menahan-nahan atau tidak menyetujui pembangunan gedung baru itu," kata Nasir di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (22/6/2012).

Sebelumnya, pimpinan KPK mengkritik Komisi III lantaran tidak merealisasikan janjinya selama ini untuk menyetujui pembangunan gedung baru senilai Rp 160 miliar. Kritikan itu disampaikan ketika rapat dengar pendapat beberapa waktu lalu.

Bahkan, pimpinan KPK bakal meminta bantuan kepada rakyat jika Komisi III tidak mencabut tanda bintang (belum menyetujui) anggaran pembangunan gedung. Padahal, pemerintah sudah bersedia mengucurkan anggaran itu.

Nasir mengatakan, pihaknya juga harus memikirkan permintaan pembangunan gedung dari mitra kerja lainnya. Komnas HAM, Badan Narkotika Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, serta lembaga lain juga meminta hal yang sama.

Jika permintaan KPK disetujui, namun lembaga lain tidak, kata Nasir, maka akan menimbulkan penilaian Komisi III diskriminasi. "Jadi bukan untuk KPK saja, tapi juga untuk mitra kerja kita lain. Semua belum ada yang kita setujui," ucapnya.

Nasir menambahkan, pihaknya ingin mendengarkan penjelasan Sekretariat Negara terlebih dulu apakah masih ada gedung milik pemerintah yang tidak terpakai. Jika ada, katanya, gedung itu akan dialokasikan untuk lembaga yang membutuhkan.

"Kalau Setneg katakan tidak ada lagi gedung pemerintah yang kosong, tidak mungkin ditahan-tahan (pencabutan tanda bintang)," kata politisi PKS itu.

Seperti diberitakan, pimpinan KPK menyebut gedung yang saat ini ditempati KPK di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, sudah tak lagi memadai untuk menampung seluruh pegawai KPK sekitar 730 orang. Saat ini, gedung itu ditempati 650 orang. Sisanya, mereka terpaksa berkantor di dua gedung lain. Padahal, kapasitas gedung itu hanya untuk 350 orang.

Apalagi, KPK berencana menambah pegawai untuk memenuhi tuntutan masyarakat, terutama DPR, dalam pemberantasan korupsi. Idealnya, pegawai KPK sekitar 1.200. Pihak KPK membandingkan dengan jumlah pegawai KPK di Malaysia yang mencapai 5.000 orang dan Hongkong mencapai 3.600 orang.

Belum lagi kondisi gedung yang sudah berumur 31 tahun. Menurut penjelasan konsultan, umur bangunan dan kondisi kelebihan kapasitas itu berbahaya untuk 2-3 tahun ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

    Nasional
    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

    Nasional
    KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

    Nasional
    Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

    Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

    Nasional
    Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

    Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

    Nasional
    Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

    Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

    Nasional
    Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

    Nasional
    Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

    Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

    Nasional
    Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

    Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

    Nasional
    Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

    Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

    Nasional
    Menlu Retno Bertemu Menlu Wang Yi, Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Situasi Timur Tengah

    Menlu Retno Bertemu Menlu Wang Yi, Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Situasi Timur Tengah

    Nasional
    Soroti Kasus 'Ferienjob', Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

    Soroti Kasus "Ferienjob", Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

    Nasional
    Mengkaji Arah Putusan MK dalam Sengketa Pilpres 2024

    Mengkaji Arah Putusan MK dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com