JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie meminta agar publik tidak menggeneralisasi terjeratnya para kader Demokrat terkait kasus korupsi dengan menyebut Demokrat adalah partai sarangnya koruptor. Pasalnya, kata dia, Demokrat adalah partai milik publik, bukan milik segelintir orang.
"Kalau ada satu orang, dua, lima, sepuluh orang anggota terlibat kasus korupsi, jangan dibilang ini partainya sarangnya koruptor. Jutaan kader tersinggung dengan stigma itu," kata Marzuki di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Marzuki menilai tidak adil dan tidak jujur pemberitaan yang masif dengan menyebut Demokrat sarang koruptor. Pemberitaan yang masif itu, kata dia, menjadi penyebab terus turunnya elektabilitas partai.
Sebelumnya, hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia menempatkan Demokrat di urutan ketiga dengan angka sebesar 11,3 persen. Di atas Demokrat, klaim LSI, yakni Partai Golkar dengan angka 20,9 persen lalu PDI Perjuangan 14 persen.
Adapun survei Soegeng Sarjadi Syndicate menempatkan Demokrat juga di posisi ketiga dengan tingkat dukungan sebesar 10,7 persen. Diatas Demokrat yakni Partai Golkar sebesar 23 persen dan PDI-P 19,6 persen.
"Apapun hasilnya (survei), tentu itu jadi bahan intropeksi bagi kita untuk bekerja lebih baik supaya publikasi, stigma negatif ini bisa kita respon dengan positif, kerja keras, menunjukkan ke masyarakat bahwa silahkan yang mencuri ditindak, kita tidak bela. Tapi masih banyak jutaan kader Partai Demokrat yang tetap mengedepankan bekerja dengan bersih cerdas dan santun," papar Marzuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.