Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Pencari Suaka Kurang Dapat Perhatian

Kompas.com - 20/06/2012, 17:22 WIB
Thomas Pudjo Widijanto

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com  - Sedikitnya 5.000 pengungsi asal Timur Tengah yang mencari suaka politik, menjadikan Indonesia sebagai negara transit. Tidak sedikit di antara mereka yang datang tanpa dokumen resmi, ditahan petugas imigrasi Indonesia.

Namun selama hidup di Indonesia para pengungsi ini kurang mendapat perhatian dan perlakukan yang layak, terkait hak mereka untuk mendapatkan pekerjaan, kesehatan dan pendidikan.

"Di rumah tahanan imigrasi, misalnya, petugas kita masih menganggap mereka bagian dari kriminal. Petugas tidak memperlakukan mereka dengan baik," kata pemerhati HAM dari jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM, Drs Dafri Agussalim MA, dalam seminar memperingati hari pengungsi sedunia di Fisipol UGM, Rabu (20/6/2012).

Sebagaimana dilansir oleh Humas UGM, menurut Dafri, pengungsi seharusnya tidak diperlakukan layaknya pelaku kriminal. Terlebih para pengungsi tersebut tidak sedikit adalah anak-anak yang masih di bawah umur. Seharusnya mereka pendapatkan tempat yang layak untuk tumbuh, dan mendapatkan pendidikan yang layak.  

"Perlu ada standar minimum. Jangan sampai penahanan ini karena pesanan dari negara tetangga yang ingin dituju para pengungsi ini," katanya.

Dafri mengakui persoalan penanganan pengungsi asal Timur Tengah memang menimbulkan permasalahan tersendiri, karena munculnya dampak sosial, politik, dan keamanan bagi masyarakat sekitar.

Tetapi menurut dia, seharusnya mereka juga mendapatkan perhatian dan perlakukan yang layak. Baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Dia mengusulkan, Indonesia perlu meratifikasi Konvensi Pengungsi tahun 1951 dengan membuat landasan hukum yang kuat, dalam memperlakukan pengungsi suaka politik.

Aktivis Jesuit Refugee Service, Lars Stenger, mengatakan, ada sekitar 5.000 pengungsi yang mencari perlindungan internasional tersebar di berbagai daerah seperti Lombok, Kupang dan kota-kota besar di Indonesia. Rata-rata mereka mencari suaka politik ke Australia.

"Di Indonesia, mereka bisa tinggal 1-3 tahun, bahkan ada yang sampai 7 tahun. Mereka dari Irak, Afganistan, Pakistan dan Negara timur tengah lainnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com